Gadis Aceh yang Disiksa Majikan di Malaysia Pulang Kampung
Font: Ukuran: - +
Reporter : Im Dalisah
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Warga Aceh yang disiksa majikannya di Malaysia, Annisa (27 tahun), mengaku senang dapat kembali ke Aceh.
“Alhamdulillah saya senang,” ucap Annisa, seperti keterangan tertulis yang diterima redaksi dari Kadis Sosial Aceh, Alhudri, Selasa, (10/3/2020).
Alhudri melanjutkan, gadis asal Dusun Krueng Tuan, Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara itu terlihat masih depresi setelah hampir dua tahun dia disiksa oleh majikannya di Malaysia. Annisa diberangkatkan ke Malaysia oleh agen gelap untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.
“Annisa dikirimkan ke Malaysia tidak secara prosedural, dikirimkan oleh pihak- pihak yang mencari keuntungan atas dirinya, hingga dia menjadi korban penganiayaan saat bekerja di Malaysia,” kata Shabda Thian, Sekretaris Pertama Konsuler KBRI Kuala Lumpur yang ikut turut mendampingi Annisa ke Dinas Sosial Aceh.
Lebih lanjut Kepala Dinas Sosial Aceh ini mengatakan kasus seperti ini sebetulnya sudah kesekian kali terjadi dan menimpa warga Aceh di Malaysia, bahkan sampai berujung ke ranah hukum. Sebagai pemerintah, pihaknya selalu melakukan advokasi melalui KBRI yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah di sana.
“Selama ini, setiap ada masalah kita intens berkoordinasi dengan pihak KBRI, kemudian di daerah kita juga ada BP3TK, dan KKP. Sehingga semua (masalah) ini dapat kita tanggulangi,” kata dia.
Dia menambahkan dirinya sudah mendapatkan informasi tentang rencana akan dipulangkan Annisa ke Aceh sejak beberapa waktu yang lalu, dan telah melaporkan hal itu ke Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
“Pak Plt Gubernur Aceh bilang ke saya, mohon ditangani sebaik mungkin,” ungkap Alhudri.
Karena itu, kata Alhudri, sejak kemarin, Senin (9/3/2019) pihaknya sudah melakukan penjemputan dan menyediakan penginapan, dan hari ini, Annisa akan diantarkan oleh Dinas Sosial Aceh hingga ke kampung halaman.
“Adinda ini secara psikologis ingin pulang kampung. Ingin berjumpa dan ingin bertmu sanak family,” tambah Alhudri.
Dalam kesempatan itu, Alhudri juga mengungkapkan kekesalannya kepada agen-agen gelap di Aceh, sebab menurutnya kasus Annisa ini bermula dari para 'perantara tak bersetifikat' ini. Karena itu, Alhudri, mengajak kawan-kawan wartawan untuk sama-sama mensosialisasikan kepada masyarakat Aceh agar mengikuti prosedur yang disedikan pemerintah jika hendak bekerja di luar negeri.
“Tidak ada salahnya kita bekerja ke mana pun, ikuti prosedur yang disediakan pemerintah sehingga tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Dan kepada kepada agen-agen gelap ini sadarlah, sudah cukup kalian mengorbankan orang-orang yang tidak berdosa ini,” tegas Alhudri.
Terimakasih Penguyuban Aceh di Malaysia.
Berikutnya, Alhudri juga menyampaikan ucapan terimakasih nya kepada paguyuban Aceh di Malaysia. Menurutnya, peran paguyuban Aceh cukup besar dalam menyelamatkan warga Aceh yang bekerja di sana. Terutama pada kasus Penganiayaan berat yang dialami Annisa oleh majikannya.
Alhudri mengaku jika warga Aceh yang terhimpun dalam Penguyuban Warga Aceh di Malaysia cukup solid dan peduli terhadap nasib warga Aceh. Karena itu, dia mengucapkan terimakasih akan hal itu.
“Saya atas nama Bapak Plt Gubermur Aceh mengucapkan terimakasih kepada Penguyuban Warga Aceh yang ada di Malaysia, yang cukup luar biasa membantu saudara-saudaranya sabangsa dan setanah air, khususnya yang dari Aceh,” tutup Alhudri. (Im)