Fokusgampi: Rusaknya Jalan Tangse-Geumpang Rugikan Pariwisata dan Aktivitas Warga
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Suasana jalan lintas Tangse - Geumpang. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kondisi jalan yang menghubungkan Kecamatan Tangse menuju Geumpang, Kabupaten Pidie, semakin memprihatinkan.
Jalan tersebut, yang merupakan rute utama bagi warga lokal dan wisatawan, kini berubah menjadi bak kubangan kerbau akibat aktivitas truk berbadan besar yang mengangkut pasir proyek Waduk Rukoh.
Air yang tumpah dari pasir galian C di truk-truk tersebut semakin memperparah kondisi jalan, membuatnya berlumpur dan sulit dilalui, baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Ketua Umum Forum Komunikasi Generasi Muda Pidie (FOKUSGAMPI), Muhammad Rafsanjani, menyatakan keprihatinannya yang mendalam terkait kerusakan jalan tersebut.
ia mengungkapkan bahwa masalah ini telah berlangsung cukup lama dan telah menyebabkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat setempat.
Kerusakan jalan ini bukan hanya menghambat aktivitas sehari-hari warga, tetapi juga merugikan sektor pariwisata.
Tangse, Mane, dan Geumpang adalah kawasan pegunungan yang menjadi destinasi wisata favorit, terutama bagi wisatawan dari luar daerah.
Namun, dengan kondisi jalan yang berlumpur dan rusak parah, banyak wisatawan yang enggan datang.
"Ini tentu saja merugikan perekonomian lokal," ujar Rafsanjani kepada Dialeksis.com, Selasa (3/9/2024).
Menurutnya, kerusakan jalan ini sudah seharusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah.
"Kami dari FOKUSGAMPI mendesak pemerintah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, untuk segera turun tangan memperbaiki jalan ini. Tidak bisa dibiarkan terus-menerus seperti ini. Setiap hari, debu yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan besar yang melintas semakin meresahkan masyarakat sekitar," tambahnya.
Ketua Umum Forum Komunikasi Generasi Muda Pidie (FOKUSGAMPI), Muhammad Rafsanjani. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]Rafsanjani juga memberikan pandangannya mengenai langkah dan solusi yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Ia menekankan pentingnya perbaikan jalan yang segera dan berkualitas, serta pengaturan yang lebih ketat terhadap aktivitas pengangkutan material proyek.
"Pertama, pemerintah harus segera melakukan perbaikan jalan dengan menggunakan material yang tahan lama dan sesuai dengan kondisi geografis daerah ini. Selain itu, perlu adanya pengaturan ketat terhadap truk-truk pengangkut material. Jika perlu, buat jalur khusus bagi kendaraan berat agar tidak merusak jalan umum yang digunakan oleh masyarakat," usulnya.
Lebih lanjut, Rafsanjani menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek besar seperti pembangunan Waduk Rukoh.
"Pihak perusahaan juga harus bertanggung jawab atas dampak yang mereka timbulkan. Mereka bisa berkontribusi dalam perbaikan jalan atau setidaknya menanggung sebagian biaya perbaikan tersebut. Ini adalah bentuk tanggung jawab sosial yang seharusnya tidak diabaikan," jelasnya.
FOKUSGAMPI juga berencana untuk menggalang dukungan dari masyarakat dan stakeholder lainnya untuk menekan pemerintah agar segera melakukan tindakan nyata.
"Kami tidak akan tinggal diam. Kami akan terus menyuarakan aspirasi masyarakat Pidie sampai jalan ini benar-benar diperbaiki," tegas Rafsanjani.
Situasi di Tangse, Mane, dan Geumpang ini memang memerlukan perhatian segera. Jalan yang rusak tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga berpotensi merugikan perekonomian daerah secara keseluruhan.
"Pemerintah, dalam hal ini, diharapkan untuk bertindak cepat dan efektif, serta melibatkan semua pihak terkait demi terciptanya solusi yang berkelanjutan," pungkasnya.[nh]
- Kesempatan Jadi Promotor Pariwisata, Pemkab Atim Buka Agam Inong 2024
- Kementerian BUMN dan Eagle Hills UEA Sepakati Investasi Pengembangan Pariwisata USS$ 3 Miliar
- Periode Januari-Mei 2024, Jumlah Kunjungan Wisman Naik 23,78 Persen
- Surveyor dan PIC Se-Aceh Dilatih Pengisian Data Kepariwisataan dan Ekraf