DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Aceh mendapat sorotan tajam atas pelaksanaan kegiatan FKIJK AcehRun yang dianggap tidak selaras dengan nilai-nilai syariat Islam yang menjadi dasar hukum di Aceh.
Kegiatan yang berlangsung di ruang publik tersebut dinilai mengabaikan prinsip moral dan etika Islam, khususnya terkait tidak adanya larangan penggunaan pakaian ketat dan celana pendek bagi peserta.
Menanggapi hal ini, Fathurrahman Mauqi selaku Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) menyampaikan kekecewaannya.
Ia menilai bahwa kegiatan tersebut seharusnya mampu mencerminkan identitas dan nilai-nilai Islam yang menjadi ciri khas Aceh, bukan justru bertentangan dengannya.
"FKIJK sebagai forum industri jasa keuangan yang beroperasi di bawah payung syariat seharusnya lebih peka dan bertanggung jawab atas segala bentuk kegiatan yang mereka selenggarakan. Masyarakat Aceh punya ekspektasi tinggi terhadap komitmen moral lembaga-lembaga seperti FKIJK," ujarnya.
Selain menyoroti aspek moral, Fathur juga menilai bahwa FKIJK seharusnya lebih fokus pada hal-hal yang substantif seperti peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah di tengah masyarakat.
“FKIJK seharusnya tampil sebagai garda terdepan dalam memperluas pemahaman ekonomi rakyat, khususnya dalam konteks keuangan syariah. Bukan malah membuat kegiatan seremonial yang minim dampak terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi umat,” tambahnya.
Ia berharap ke depan, FKIJK dapat lebih selektif dalam merancang agenda yang tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga relevan dan berdampak langsung terhadap peningkatan pemahaman serta kesejahteraan masyarakat Aceh.
Sebelumnya
