Beranda / Berita / Aceh / FBA Gelar Workshop Closing Project ACBID di Aceh, Harapkan Tindak Lanjut dari Pemerintah

FBA Gelar Workshop Closing Project ACBID di Aceh, Harapkan Tindak Lanjut dari Pemerintah

Kamis, 12 Desember 2024 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kolase foto. LSM FBA menggelar Workshop Closing Project ACBID yang berlangsung di Ayani Hotel, Banda Aceh, Rabu (11/12/2024) dan penyerahan penghargaan kepada mitra yang diberikan langsung oleh Ketua Dewan Pembina FBA, Dr. Ir. Syaifullah Muhammad. [Foto: dok. FBA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Bangun Aceh (LSM FBA) menggelar Workshop Closing Project ACBID (Aceh Community-Based Inclusive Development / Pembangunan Inklusif Berbasis Masyarakat Aceh) yang berlangsung di Ayani Hotel, Banda Aceh, Rabu (11/12/2024).

Acara tersebut dihadiri pejabat Dinas Sosial Provinsi Aceh, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, Kepala Bappeda Aceh Besar, pejabat Dinas Sosial dan DPMG Aceh Besar, perangkat gampong wilayah kerja FBA, perwakilan organisasi disabilitas, perwakilan kelompok swadaya masyarakat (KSM) binaan FBA, dan lain sebagainya.

Dalam acara tersebut, FBA memberikan penghargaan kepada Dinas Sosial Provinsi Aceh, Kepala Bappeda Aceh Besar, Dinas Sosial Aceh Besar dan DPMG Aceh Besar. Penghargaan juga diberikan kepada sejumlah gampong mitra kerja FBA yang dinilai berhasil mengimplementasikan program inklusif dalam pembangunan masyarakat, salah satunya mampu mendeklarasikan desa inklusif disabilitas

LSM FBA memberikan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dan kerja keras instansi pemerintah gampong-gampong dalam mendukung keberlanjutan program ACBID di Provinsi Aceh. Penghargaan diberikan langsung oleh Ketua Dewan Pembina FBA, Dr. Ir. Syaifullah Muhammad, ST, M.Eng yang juga Dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Direktur LSM Forum Bangun Aceh (FBA), Taslim Jailani menyampaikan, program Pembangunan Inklusif Berbasis Masyarakat Aceh (ACBID) yang dilaksanakan pihaknya di Aceh telah berlangsung selama tujuh tahun yang terbagi dalam dua tahap, yaitu periode pertama tahun 2017-2021 dan periode kedua dimulai dari tahun 2022-2024. 

"Program ACBID yang kita lakukan sejak tahun 2017 ini, tahap periode keduanya akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2024. Oleh karena itu, hari ini FBA melaksanakan Workshop Closing Project ACBID sebagai puncak dari program ini dengan mengundang Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Kepala Bappeda Aceh Besar, Kepala Dinas Sosial dan DPMG Aceh Besar, para Keuchik mitra kerja, perwakilan organisasi disabilitas, hingga perwakilan kelompok swadaya masyarakat (KSR) binaan," ungkap Taslim.

"Tujuan kita mengundang pemerintah, para keuchik dan organisasi disabilitas dan KSA untuk merumuskan satu kesepakan, menyatakan komitmen bersama untuk tetap melanjutkan pembangunan inklusif berbasis masyarakat Aceh yang salah satunya pembinaan kalangan disabilitas saat Program ACBID dari FBA telah berakhir," sambungnya.

Taslim menegaskan bahwa pihaknya di LSM FBA melaksanakan program sesuai kontrak yang didapat dari pendonor seperti CBM Global Disablity Inclusion. "Kita sebagai partner dari pendonor itu melaksanakan program sesuai dengan kontrak," ungkapnya.

"Tentu saja kita berharap tahun depan FBA juga mendapat donor untuk pemberdayaan masyarakat marjinal seperti disablity di Aceh. "Kalau pun kedepan kita mendapat kontrak kerja baru dari CBM bisa saja dalam hal yang berbeda dengan target yang sama, yaitu kaum marjinal seperti pemberdayaan disabilitas," imbuhnya.

Tak luput, Taslim menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kerja sama yang terjalin dengan baik antara FBA dan Dians Sosial Provinsi Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan para gampong mitra kerja. 

"Keberhasilan program ini tidak lepas dari peran aktif pemerintah, masyarakat gampong dan dukungan penuh dari pihak-pihak terkait. Semoga praktik yang telah dijalankan terkait gampong inklusif dapat terus dilanjutkan dan menjadi inspirasi bagi gampong lainnya di Aceh,” ujarnya.

Selain pemberian penghargaan, acara workshop juga menghadirkan sesi diskusi dan pemaparan hasil dari implementasi proyek ACBID. Beberapa isu yang menjadi fokus utama proyek ini adalah pemberdayaan masyarakat marginal, inklusi disabilitas, dan penguatan ekonomi lokal berbasis kelompok masyarakat.

Ketua Dewan Pembina LSM FBA, Syaifullah Muhammad menyarankan FBA ke depan harus bisa mengkombinasikan antara program yang telah dipersiapkan pemerintah dengan program FBA yang sumber anggarannya dari donatur luar negeri.

Dia menyebut, pemenuhan hak disabilitas, pembinaan dan pemberdayaannya adalah kewajiban yang mesti dijalankan oleh pemerintah para pihak lainnya 

"Harus saling berkolaborasi antara NGO dan Pemerintah, masyarakat, dan kampus-kampus untuk menyusun satu program bersama sehingga dapat mengambil anggaran pembinaan tidak hanya dari pemerintah dan NGO luar tapi juga dari Dana CSR perusahaan di daerah.

Kepala Bappeda Aceh Besar, Rahmawati berharap FBA kedepannya bisa meyakinkan donatu-donatur dari luar agar dapat terus menjalankan program-program pemberdayaan disabilitas di Aceh Besar.

Untuk diketahui, Forum Bangun Aceh (FBA) adalah LSM yang telah berdiri sejak tahun 2005 memiliki fokus terhadap isu pendidikan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat marjinal seperti disabilitas, dan advokasi untuk melahirkan kebijakan pemerintah yang berpihak terhadap disabilitas.

Di Kabupaten Aceh Besar, wilayah kerja FBA dalam menjalankan proyek Aceh Community Based Inclusive Development (ACBID) mencakup 12 kecamatan. Selain Aceh Besar, wilayah kerja FBA terkait proyek ini juga mencakup beberapa kecamatan di Kabupaten Pidie. 

ACBID adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan disabilitas di Aceh. Proyek ini dilaksanakan atas kerja antara FBA dan PASKA Aceh, dan didukung sepenuhnya oleh CBM Global, dan Pemerintah Australia melalui Australian NGO Cooperation Program (ANCP). [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI