Fakultas Pertanian Unsyiah Kumpulkan Ilmuan Internasional Pada Event ICAGRI-2
Font: Ukuran: - +
Reporter : Indra Wijaya
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fakultas Pertanian (FP) Unsyiah, menyelenggarakan The 2nd International Conference on Agriculture and Bioindustry (ICAGRI) 2020 yang berlangsung secara virtual dengan spot Multi Purpose Room di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa (27/10/2020).
Ketua Panitia ICAGRI-2, Prof. Rina Sariwati menyebutkan, dari acara itu, pihaknya ingin mengumpulkan seluruh peniliti untuk bertukar pikiran hasil penelitian kepada para peserta seminar internasional itu.
"Kita ingin membuka wawasan para mahasiswan Unsyiah, untuk bisa membangun jaringan dengan para peneliti dari seluruh dunia," kata Rina saat ditemui dialeksis.com di Fakultas Pertanian Unsyiah.
Ia berharap dengan adanya seminar internasional itu, para mahasiswa atau peserta yang mengikutinya dapat menambah wawasan dan menambah suasana akademik di Unsyiah.
"Pematerinya ada dari Jerman, Jepang, Filipana, Yunani, Inggris, Amerika Serikat dan Rektor IPB Indonesia. Jadi kita harap mahasiswa kita dapat menampah wawasan dari para peneliti ini," ucapnya.
Prof. George Papadakis dari University of Athens, Yunani dalam paparannya menyampaikan industry pertanian harus merubah metode agar lebih sustainable. Karena pekembangan beberapa decade belakangan ini metode-metode yang digunakan di bidang pertanian tidak berkelanjutan dan dapat mengganggu ekologi dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan, serta memengaruhi kesehatan hewan dan manusia.
"Sudah saatnya dunia harus beralih ke metode yang lebih berkelanjutan dengan menggunakan praktik bertani yang mempertimbangkan siklus ekologis, dengan menggalakkan metode dan praktik yang layak secara ekonomi, ramah lingkungan, dan melindungi kesehatan masyarakat," ujarnya saat memberikan materi.
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi, yang mengangkat isu ekologi manusia.
Ia mengatakan bahwa krisis lingkungan dan perubahan iklim telah menjadi perhatian utama dalam komunitas global karena kontribusinya terhadap dampak yang lebih luas yaitu; kemiskinan, kelaparan dan memburuknya kualitas hidup manusia, semakin menekan kelompok masyarakat yang rentan. Indonesia sebagai negara berkembang juga menghadapi masalah serupa.
"Pertama, Indeks Kualitas Lingkungan (EQI) secara nasional menunjukkan kondisi cukup baik, namun beberapa provinsi menunjukkan kategori waspada dan buruk. Kedua, masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial. Ketiga, masalah kelaparan," ungkapnya.
Selain kedua peneliti, seminar internasila ICAGRI-2 itu juga diisi oleh Dr. Stephen G. Compton dari University of Leeds, Inggris dan Prof. Michael Goodin dari University of Kentucky, Amerika Serikat. (IDW)
- PN Bireuen Hentikan Pelayanan Usai 12 Pegawai Positif Covid-19
- Peluang Pasar Online Bagi UMKM di Aceh Saat Pandemi, Butuh Komitmen Pemerintah
- Zona Merah, Satgas Covid-19 Aceh Tamiang Siapkan Edaran Pemberhentian Hajatan Pesta
- Putuskan Rantai Penyebaran Covid-19, Sekda Aceh Beri Pembekalan Kepada 38.984 Tenaga Kesehatan