Fachrul Razi: Partai Lokal di Aceh, Suara Rakyat dan Pilar Kekuatan Daerah
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
H. Fachrul Razi, S.I.P., M.I.P anggota DPD RI dua periode 2014-2019 dan 2019-2024. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Aceh - Aceh, dengan tipikal politiknya yang berbeda dan disebut sebagai anomali dalam ekosistem politik nasional, kini semakin meneguhkan posisinya sebagai wilayah yang asimetris dalam sistem politik Indonesia. Dalam eksplorasi mendalam mengenai "Pentingnya Eksistensi Partai Lokal di Aceh," Dialeksis.com (14/01/2024) menggali pemikiran tokoh politik nasional, Fachrul Razi, S.I.P., M.I.P., yang merupakan anggota DPD RI dua periode (2014-2019 dan 2019-2024).
Fachrul Razi memulai pembahasan dengan menyoroti peran strategis partai lokal dalam mewujudkan representasi politik yang lebih autentik di tingkat daerah. Dikatakan bahwa partai lokal memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap realitas dan kebutuhan khusus masyarakat setempat.
"Aceh, sebagai entitas dengan kekhasan budaya, adat istiadat, dan sejarah yang unik, memerlukan suara politik yang mampu merespons aspirasi rakyatnya secara langsung," ujar Fachrul.
Secara historis, Fachrul menjelaskan partai politik lokal di Aceh muncul setelah ditandatanganinya Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dalam konteks ini, MoU tersebut mengamanatkan pembentukan partai politik lokal di Aceh sebagai langkah nyata menuju kedamaian.
"Klausul tegas dalam MoU ini menyatakan pembentukan partai politik lokal sebagai salah satu bentuk partisipasi politik, yang kini terwujud dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh," jelasnya.
Fachrul menekankan bahwa partai lokal di Aceh bukan hanya jembatan kepentingan politik, melainkan juga instrumen untuk merespons kekayaan budaya dan dinamika sosial di Aceh. Eksistensi partai lokal, menurutnya, memungkinkan penyusunan kebijakan yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat.
"Penting bagi partai lokal untuk menjadi penggerak pembangunan inklusif dan berkelanjutan di tingkat daerah. Dengan terwakilinya suara rakyat, kebijakan yang dihasilkan akan lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat lokal," tandas Fachrul.
Lebih lanjut Fachrul juga membahas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh partai lokal di Aceh. Meski memiliki keunggulan dalam pemahaman kompleksitas Aceh, partai lokal dihadapkan pada tuntutan membangun jejaring yang kuat dan meningkatkan kapasitas organisasi agar dapat bersaing secara sehat di panggung politik.
Terpenting bincang santai Fachrul Razi mengajak para pemimpin dan kader partai lokal untuk tetap menjaga semangat pelayanan kepada masyarakat.
"Partai lokal bukan hanya sebagai wadah pencapaian kepentingan politik semata, tetapi juga menjadi alat untuk mewujudkan keadilan, kemajuan, dan keberlanjutan di Aceh," pungkasnya.
Eksistensi partai lokal, menurutnya, menjadi krusial dalam merumuskan kebijakan yang memberdayakan masyarakat setempat dan menciptakan Aceh yang lebih baik di masa depan.
- Pemerintah Aceh dan DPD RI Bahas Pertanian dan Ketahanan Pangan
- Abu Paya Pasi Kembali Pimpin MUNA Pusat, Fachrul Razi dan Azhari Cage Direkom sebagai Calon Legislator
- Fachrul Razi Santuni Anak Yatim dan Bakar Semangat Masyarakat Ujung Pacu Lhokseumawe
- Bertemu Habib Rizieq, Fachrul Razi Nostalgia Berjuang bersama FPI