kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Enam Balita Bergizi Buruk, Ini Tindakan yang Diambil Dinkes Atam

Enam Balita Bergizi Buruk, Ini Tindakan yang Diambil Dinkes Atam

Selasa, 16 Juni 2020 13:39 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : M. Hendra Vramenia
Ilustrasi. [Foto: Ist.]

DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Tamiang langsung turun tangan begitu mendengar ada enam balita yang dinyatakan mengalami gizi buruk.

Keenam balita ini merupakan warga yang tersebar di empat kecamatan di Aceh Tamiang, yakni di Karang Baru tercatat dua kasus yang dialami Maulana Al Fatir (12 bulan) dan Khalisa Azkiya (24 bulan), kemudia Sofia Maulida (5 bulan) di kecamatan Seruway, Muhammad Beni (45 bulan) di Bendahara, Adnan (17 bulan) serta Muhammad Aftar (27 bulan) di kecamatan Kejuruan Muda.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tamiang, Ibnu Azis, S.KM kepada Wartawan, Senin (15/6/2020) mengatakan, tindakan awal yang dilakukan pihaknya melalui Puskesmas dan Bidan Desa (Bides) yaitu terus melakukan pemantauan dan pemberian makanan tambahan kepada balita yang mengalami gizi buruk.

Meski belum memenuhi kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB), Dinas Kesehatan Aceh Tamiang langsung melakukan langkah-langkah penanganan dengan meningkatkan fungsi Polindes. “Kriteria KLB itu bila jumlah penderita gizi buruk mencapai angka lima persen dari total jumlah bayi di Aceh Tamiang. Jadi sejauh ini kita masih jauh dari kategori KLB,” ujarnya.

Ibnu Aziz pun menekankan kasus gizi buruk ini belum masuk ke tahap mengkhawatirkan. Walau begitu, secara khusus dia menjadikan kasus ini prioritas penanganan dengan terus berkoordinasi dengan RSUD Aceh Tamiang supaya mengirim pegawainya untuk diperbantukan di Polindes.

Menurutnya setiap Polindes, khususnya yang terdapat kasus gizi buruk butuh tambahan petugas agar penanganan gizi buruk bisa lebih efisien. “Total ada empat orang diperbantukan di setiap Polindes, dua tenaga medis dan masing-masing satu tenaga skil dan administrasi,” lanjutnya.

Melalui metode ini, Aziz memastikan kondisi keenam bayi itu berangsur membaik karena telah diberi asupan gizi. Dia pun mengarahkan seluruh Puskesmas aktif memantau perkembangan bayi di lingkungan masing-masing untuk mengantisipasi adanya kasus gizi buruk baru. “Kami juga akan mengevaluasi Kepala Puskesmas, khususnya yang sudah bertugas di atas lima tahun. Tapi evaluasi ini tidak ada kaitan dengan gizi buruk ya,” ungkapnya. (MHV)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda