Beranda / Berita / Aceh / Empat Periode Mualem: Antara Krisis dan Solusi?

Empat Periode Mualem: Antara Krisis dan Solusi?

Kamis, 02 Maret 2023 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (USK), Saddam Rafsanjani .[Foto: dok pribadi] 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Eks Panglima GAM Muzakir Manaf kembali terpilih sebagai Ketua Umum DPA Partai Aceh (PA) untuk periode 2023-2028 dalam pelaksanaan musyawarah besar (mubes) ke III yang berlangsung di Banda Aceh.

Untuk diketahui, sejak berdiri dan berkiprah di kancah politik lokal, Partai Aceh baru dipimpin oleh satu orang yakni mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yakni Muzakir Manaf atau lebih akrab disapa Mualem, dan ini merupakan periode keempatnya.

Menanggapi hal itu, Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (USK), Saddam Rafsanjani mengatakan, saat ini Partai Aceh sedang berada dalam situasi krisis dan tekanan.

"Hal itu, mengingat jumlah suara/kursi yang kian tergerus dari Pemilu ke Pemilu, sehingga dibutuhkan sosok pemimpin yang kuat dalam rantai komando menghadapi turbulensi tersebut," kata Saddam kepada Dialeksis.com, Kamis (2/3/2023).

Untuk itu, menurut Saddam, Mualem adalah sosok yang tepat, mengingat sepak terjangnya yang sudah pernah menghadapi medan dan situasi yang lebih terjal.

Akan tetapi, kata Saddam, mempermanenkan satu pemimpin untuk terus berkuasa akan berpotensi 'abuse of power'. Yaitu tindakan penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang untuk mencapai kepentingan tertentu dan dapat mengakibatkan kerugian bagi orang lain.

"Yang artinya PA adalah Mualem begitu sebaliknya Mualem adalah PA. Kondisi ini akan membuat PA menjadi partai yang otoriter, kaku karena hanya bertumpu pada satu sosok saja, sehingga akan sulit melihat adanya kreativitas, inovasi, dan pembaharuan," pungkasnya. [nor]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda