kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Eks Kombatan GAM Simpang Mamplam Desak Pemkab Bireuen Bangun Akses Jalan ke Kebun

Eks Kombatan GAM Simpang Mamplam Desak Pemkab Bireuen Bangun Akses Jalan ke Kebun

Selasa, 15 Maret 2022 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

Sejumlah eks kombatan GAM di Kecamatan Simpang Mamplam mengharapkan kepada Pemkab Bireuen membangun akses jalan ke perkebunan. [Foto: Fajri Bugak/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Sejumlah eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kecamatan Simpang Mamplam yang menggantungkan hidup di sektor perkebunan mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Bireuen dan Pemerintah Aceh untuk dapat membangun akses jalan yang mudah untuk dilintasi di kawasan Buket Ceurana, Lhok Tanoh dan Krueng Meuseugob.

Azhar (45), salah satu eks kombatan GAM Simpang Mamplam mengatakan selama ini hasil panen petani kebun di kawasan Cuket Ceurana Gampong Ie Rhob Babah Lueng tidak bisa diangkut dengan jalan darat. 

"Kalau musim hujan seperti sekarang hasil panen kebun seperti pinang, jengkol coklat kami memanfaatkan aliran air sungai untuk mengangkut hasil panen ke pasar," kata Azhar kepada Dialeksis.com, Selasa (15/3/2022).

Kata Azhar, hampir 80 persen pemilik kebun di kawasan Buket Ceurana, Lhok Tanoh Gampong Krueng Meuseugob dan Glee Mendung daerah transmigrasi dan rata-rata pemilik lahan ialah eks kombatan GAM. 

"Berkebun cara kami sekarang mencari nafkah kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Saini (40), eks kombatan GAM ini menuturkan kondisi jalan di lahan-lahan yang digarap oleh eks kombatan GAM di kawasan Krueng Meuseugob, Buket Ceurana Simpang Mamplam sungguh sangat memprihatinkan. Dimana bila kondisi hujan, memakai kendaraan roda dua pun sangat sulit dilalui.

"Kalau panen sawit musim hujan seperti ini, sawit tersebut akan membusuk. Karena tidak bisa diangkut untuk dijual. Memanfaatkan air sungai tidak bisa karena sawit bebannya berat," ungkap Saini.

Begitu juga hasil panen Jengkol, Pinang dan lainnya, bila musim hujan seperti ini karena tidak dilalui kendaraan, mereka memanfaatkan aliran sungai untuk mengangkut hasil panen.

Saini dengan penuh harap kepada Pemkab Bireuen melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan dan Pemerintah Aceh supaya dapat membantu eks kombatan GAM yang berkebun di Simpang Mamplam untuk membuka akses jalan. Agar hasil panen dari kebun bisa diangkut untuk dijual.

"Dengan demikian perputaran ekonomi kami petani kebun bisa berputar," ujarnya.

Anggota DPRK Bireuen Muslem Abdullah mengatakan apa yang disampaikan oleh Eks kombatan GAM di Simpang Mamplam yang sekarang mengantungkan hidup di sektor perkebunan fakta dilapangan memang demikian. Dimana hasil panen dari kebun tidak mudah diangkut untuk dijual ke pasar dikarenakan kondisi jalan mengalami kerusakan yang sangat parah.

"Di DPRK kita selalu mengusulkan agar jalan tersebut dibangun, tetapi untuk mewujudkannya ada di Eksekutif (Pemerintah)," kata Muslem.

Muslem berharap kepada Pemkab Bireuen dalam membangun daerah jangan hanya mengandalkan uang APBK Bireuen, tetapi harus mampu melobi uang APBA dan APBN. [FAJ]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda