Beranda / Berita / Aceh / Dyah Erti Tinjau Lokasi Banjir di Darul Imarah

Dyah Erti Tinjau Lokasi Banjir di Darul Imarah

Minggu, 10 Mei 2020 07:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Istri Plt Gubernur Aceh, Dr Ir Dyah Erti Idawati MT meninjau titik-titik lokasi banjir di Desa Ulee Tuy, Punie dan Garot, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Sabtu (9/5/2020). [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Jantho - Akibat tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dalam beberapa hari ini menyebabkan kondisi salah satu sungai di Aceh Krueng Daroy meluap sehingga menggenangi sejumlah gampong di Kecamatan Darul Imarah.

Oleh sebab itu, Istri Plt Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati bersama dengan Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri, meninjau langsung beberapa lokasi yang terdampak banjir di wilayah Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (9/5/2020). Peninjauan itu dilakukan untuk melihat langsung kondisi masyarakat yang terdampak banjir.

Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi banjir yang menggenangi permukiman warga tersebut, mengingat saat ini sedang memasuki Bulan Ramadan sehingga akan mengganggu ibadah masyarakat. Sebab itu, Dyah menyarankan agar Dinsos Aceh membuatkan posko pengungsian kedua untuk menampung warga yang terdampak banjir.

"Kondisi hujan saat ini kan tidak pasti, jadi harus ada back up posko agar masyarakat mudah mengevakuasi diri,” kata Dyah.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri mengatakan, rencananya posko kedua tersebut akan dibuat di Gampong Ulee Tuy, tepatnya di Dayah Tanzibul Fata.

Ia mengatakan, kondisi bangunan dayah yang memiiki dua lantai tersebut di anggap sangat cocok untuk dijadikan posko pengungsiaan di masa banjir, sehingga masyarakat dapat tinggal sementara dan terhindar dari banjir.

“Nantinya akan dibantu oleh pihak TNI untuk menyediakan beberapa peralatan pembangunan posko,” kata Alhudri.

Salah satu warga Gampong Permata Punie yang terdampak banjir, Damanik, mengatakan bahwa setiap kali hujan menguyur kawasannnya maka air akan menggenai desanya.

Ia mengungkapkan, hal itu disebakan oleh kondisi irigasi dan drainase di kawasan desanya yang mulai dangkal sehingga memperparah kondisi banjir di daerahnya. Oleh sebabnya ia meminta agar irigasi di kawasanya dapat di normalisasi kembali.

“Harus dinormalisasi irigasi, karena kapasitas irigasi kita di sini seharusnya memiliki kedalaman 3 meter, tapi sekarang 1 meter pun tidak sampai,” ujarnya.

Maka itu, kata Damanik, jika irigasi sudah dapat dinormalisasi kembali dengan memperdalam irigasi hingga 3 meter, ia meyakini air tidak akan meluap lagi dan masyarakat akan terhindar dari banjir. (h)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda