kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Dyah Erti: Belajar Tatap Muka Dua Bulan, Pemerintah Aceh Pantau Ketat

Dyah Erti: Belajar Tatap Muka Dua Bulan, Pemerintah Aceh Pantau Ketat

Minggu, 17 Januari 2021 23:40 WIB

Font: Ukuran: - +

Wakil Ketua Satgas Covid-19 Aceh Dyah Erti Idawati. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Takengon -  Wakil Ketua Satgas Covid-19 Aceh Dyah Erti Idawati, bersafari mengunjungi sejumlah sekolah di Kota Dingin,Takengon, untuk meninjau dan mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Sebelumnya, selaku Bunda Paud Aceh, Dyah Erti juga mengunjungi sejumlah PAUD/TK di Kecamatan Rusip Antara, Aceh Tengah, dalam rangka sosialisasi prokes untuk mencegah Covid-19.

SMA Negeri 1 Takengon menjadi sekolah pertama yang dikunjungi Dyah Erti dan rombongan. Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu terlihat puas dengan penerapan protokol kesehatan di sekolah tersebut.

Ibu dari dua orang putra itu mengingatkan, belajar tatap muka berada dalam pengawasan ketat pemerintah. Jika suatu saat terjadi klaster sekolah, maka belajar tatap muka akan dievaluasi kembali. 

“Bagaimana anak-anakku, senang sudah bisa kembali belajar tatap muka?” tanya Dyah pada para siswa. Serentak siswa menjawab, “Senang Bu.”

“Kalau senang, kuncinya hanya satu, disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir. Ini adalah ikhtiar dan langkah pencegahan paling mudah dan murah yang bisa kita lakukan untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran Covid-19,” ujar Dyah.

Dyah menambahkan, jika sekolah mampu menertibkan siswa untuk disiplin menerapkan prokes dan tidak terjadi penularan Covid-19 di sekolah, maka belajar tatap muka akan terus dilanjutkan dengan format seperti saat ini yaitu sistem shift.

“Jangan bosan untuk mengingatkan keluarga dan teman-taman yang belum disiplin menerapkan 3M. Ingat, meski usia remaja memiliki imun yang kuat untuk melawan Covid-19, namun ananda sekalian sangat potensial menjadi carrier atau pembawa virus. Jadi, meski ananda tidak mudah terpapar, virus akan tetap berada di tubuh ananda sekalian. Bahayanya bukan pada ananda tapi pada orangtua di rumah, pada nenek kita dan pada balita karena mereka merupakan kelompok rentan. Apalagi jika keluarga memiliki comorbid atau penyakit penyerta,” kata Dyah Erti.

Oleh karena itu, sambung Dyah Erti, ananda sekalian harus selalu disiplin, jangan sampai kejadian seperti di Jakarta dan sejumlah daerah di Pulau Jawa terjadi di Aceh yang kembali menjadi zona merah Covid-19, karena tren Covid-19 di sana kembali meningkat.

“Selama 2 bulan ini, kita dalam pantauan ketat pemerintah. Jika terjadi ledakan maka sekolah tatap muka terpaksa kita stop kembali,” tutur Dyah Erti.

Untuk itu, Dyah mengajak para siswa dan masyarakat untuk memaklumi dan mentaati sejumlah pembatasan yang memang harus dilakukan pemerintah.

“Tentu kita semua tidak suka hidup dalam pembatasan-pembatasan. Namun pemerintah tentu memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya. Dan, tujuan pembatasan ini adalah untuk melindungi rakyat dari paparan Covid-19. Jadi, jalani saja dengan sabar dan disiplin, karena mencegah tentu lebih baik dari mengobati. Beberapa negara di Eropa sudah melakukan lockdown tahap dua, kita tentu tidak ingin hal tersebut terjadi di Aceh,” kata Dyah Erti.

“Selamat belajar, semoga dengan diselenggarakannya sekolah tatap muka seperri saat ini, bisa membuat anak-anak senang karena bisa kembali bersosialisasi dengan teman-teman. Ingat, tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan,” pesan Dyah Erti.

Dari SMA Negeri 1, Dyah yang turut didampingi oleh Ketua TP PKK Aceh Tengah dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh di Aceh Tengah, menuju ke SMP Negeri 1, ke SMK Negeri 1 dan SMA Negeri 8, untuk mensosialisasikan Prokes di sekolah-sekolah tersebut.(*)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda