Jum`at, 08 Agustus 2025
Beranda / Berita / Aceh / Dua Tahun Program SLV di Aceh Singkil Membuahkan Hasil Nyata bagi Petani dan Lingkungan

Dua Tahun Program SLV di Aceh Singkil Membuahkan Hasil Nyata bagi Petani dan Lingkungan

Jum`at, 08 Agustus 2025 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Penyerahan secara simbolis 500 STDB kepada petani swadaya kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil. [Foto: dok. YEL]


DIALEKSIS.COM | Singkil - Program Sustainable Living Village (SLV)yang dijalankan Apical bersama para mitra menandai tonggak penting pada tahun keduanya di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh. Berlangsung di Kantor Bappeda Aceh Singkil, inisiatif ini memperlihatkan kemajuan nyata: sosialisasi yang menjangkau ratusan warga, penanaman pohon skala besar, peningkatan kapasitas petani sawit, serta penguatan kelembagaan petani.

Program SLV digarap melalui kolaborasi Apical Group, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), dan Forum Konservasi Leuser (FKL) bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil.

Acara dihadiri jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil yang meliputi Bappeda, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perkebunan, petani swadaya, CSO, dan para pemangku kepentingan lainnya. Sinergi lintas pihak ini memastikan setiap capaian di lapangan selaras dengan agenda pembangunan daerah dan target keberlanjutan sektor sawit.

Pada aspek peningkatan kapasitas, salah satu capaian utama adalah 1.000 petani yang telah menyelesaikan pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) dan Best Management Practices (BMP). Melalui GAP, petani didorong menerapkan praktik budidaya yang efisien, aman, dan ramah lingkungan. Adapun BMP menerjemahkan prinsip tersebut menjadi langkah operasional di kebun -- mulai dari pemupukan berimbang, pengendalian hama terpadu, hingga pencatatan kebun yang tertib.

Sambutan dan arahan dari Wakil bupati Aceh Singkil dalam kegiatan 2 tahun program SLV Singkil. [Foto: dok. YEL]

“Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil menyambut baik capaian SLV karena selaras dengan prioritas daerah: meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga ekosistem penting di wilayah kami,” ujar Wakil Bupati Aceh Singkil H. Hamzah Sulaiman, SH. “Kami mengapresiasi para mitra yang konsisten mendampingi petani, memperkuat kelembagaan, dan membuka akses pada pasar serta pembiayaan yang lebih baik.”

Sejalan dengan dukungan pemerintah daerah, Apical menegaskan komitmennya untuk menghadirkan nilai tambah yang terukur bagi masyarakat dan lingkungan. 

“Fokus kami adalah membantu petani naik kelas melalui praktik budi daya yang baik, akses legalitas, dan penguatan koperasi. Dengan begitu, produktivitas meningkat, biaya lebih efisien, dan risiko lingkungan berkurang,” kata CSR Manager Apical Group Sugiantoro. “Capaian 1.000 petani terlatih menjadi fondasi penting untuk memperluas dampak SLV pada tahun-tahun berikutnya.”

Penguatan tata kelola kemudian diwujudkan melalui peresmian dua koperasi petani sawit swadaya. Koperasi menjadi wahana bersama untuk pengadaan sarana produksi yang lebih terjangkau, pemasaran Tandan Buah Segar (TBS) yang lebih transparan, serta persiapan sertifikasi keberlanjutan. Dengan kelembagaan yang kuat, manfaat program dapat berlanjut dan diperluas melampaui masa intervensi.

Sementara itu, di sisi legalitas, lebih dari 500 petani telah menerima Surat Tanda Daftar Budidaya elektronik (e-STDB). Dokumen ini menjadi kunci bagi akses pembiayaan formal, penguatan posisi tawar di mata off-taker, dan persyaratan penting untuk sertifikasi seperti ISPO dan RSPO. 

“Legalitas lahan yang tertata dengan baik adalah kunci utama bagi ketertelusuran rantai pasok yang inklusif dan akses bagi pembiayaan serta sarana lain,” ujar Ketua Yayasan Inisiatif Dagang Hijau Nassat Idris. “Dengan e-STDB, petani swadaya dapat menjadi bagian dari rantai pasok global dan memperoleh nilai jual yang lebih baik”

“Selain memperkuat ekonomi masyarakat, program SLV memperkuat tata kelola lingkungan hidup dan membantu menjaga keberlanjutan fungsi ekosistem sekaligus memastikan pemanfaatan lahan dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab,” kata M. Yakob Ishadamy selaku Direktur Konservasi YEL.

Pengukuhan 2 koperasi kelapa sawit di kecamatan Danau Paris dan Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil. [Foto: dok. YEL]

Secara konsep, Sustainable Living Village merupakan model pembangunan desa berkelanjutan yang menyeimbangkan dampak sosial - ekonomi dan perlindungan lingkungan. 

Melalui program ini, petani tidak hanya mendapatkan pendampingan sawit berkelanjutan, tetapi juga diversifikasi penghidupan seperti budidaya madu trigona yang memberikan pendapatan alternatif sekaligus membantu mengurangi tekanan aktivitas di hutan.

Program SLV di Aceh Singkil menjadi perwujudan nyata filosofi 5C Apical -- Community, Country, Climate, Customer, dan Company --yang mendorong sinergi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat untuk membangun desa yang tangguh serta masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI