Beranda / Berita / Aceh / DPRK Aceh Barat Tinjau Puskesmas Samatiga, Habiskan Doka Rp10 Milyar untuk Lihat Kondisi Kumuh

DPRK Aceh Barat Tinjau Puskesmas Samatiga, Habiskan Doka Rp10 Milyar untuk Lihat Kondisi Kumuh

Selasa, 05 Juli 2022 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar
Kolase foto. Anggota DPRK Aceh Barat Ramli SE saat inspeksi lapangan melihat perkembangan Puskesmas Samatiga yang dibangun menggunakan DOKA sejak tahun 2020. 

DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Ramli SE melakukan inspeksi lapangan untuk melihat perkembangan pembangunan Puskesmas Samatiga di Desa Cot Seumereung, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat.

Ramli yang juga ditemani oleh Koordinator Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GeRAK) Aceh Barat Edy Syahputra menemukan sejumlah kejadian janggal dari pembangunan Puskesmas Samatiga yang bersumber anggaran dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA).

Berdasarkan draft dokumen yang diterima reporter Dialeksis.com, tahap pekerjaan Puskesmas tersebut sudah dikerjakan dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Total anggaran setelah dijumlahkan sudah mencapai Rp10 milyar, tapi pekerjaannya sampai sekarang masih belum selesai.

Pada tahun 2020 sebagaimana surat perjanjian kontrak, pembangunan Puskesmas Samatiga difokuskan pada pekerjaan pembangunan gedung dan pagar dengan nilai kontrak ditaksir Rp2,9 milyar bersumber dana dari DOKA. Saat itu penyedianya adalah PT Aceh Meugahna Lingke.

Surat perjanjian rekanan yang mengerjakan pembangunan Puskesmas Samatiga. [Foto: dok. DPRK Aceh Barat]

Selang setahun kemudian, yakni pada tahun 2021, pembangunan difokuskan pada pekerjaan konstruksi penimbunan dan penataan halaman Puskesmas Cot Seumereung. Kala itu nilai kontrak yang juga bersumber dari DOKA berjumlah Rp950 juta dengan penyedianya adalah CV Trimatra Perkasa.

Serta di tahun 2022 ini, pembangunan gedung Puskesmas Samatiga untuk tahap II kembali dilanjutkan dengan nilai kontrak yang bersumber dari DOKA sebesar Rp6,3 milyar, serta dilaksanakan oleh CV Jasa Tripa.

Saat Wakil Ketua DPRK Aceh Barat Ramli SE melihat kondisi di lapangan, ia mengaku kaget dan kecewa, karena suasana pembangunan di puskesmas tersebut sangatlah kumuh, berantakan dan mengiris hati untuk dipandang.

“Semen disimpan di teras puskesmas, bangunan terlihat retak-retak, bangunan yang bahkan belum difungsikan ini catnya sudah terkelupas” ujar Ramli SE kepada reporter Dialeksis.com, Aceh Barat, Selasa (5/7/2022).

Di samping itu, lanjut Ramli, hal yang memprihatinkan dari pembangunan puskesmas itu ialah pekerjaan untuk menggali sumur bor saja bahkan tidak mengeluarkan air bersih. 

Ramli menduga paket pekerjaan konstruksi penimbunan dan penataan halaman puskesmas dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan. Dugaan dia, timbunan tersebut digali kembali oleh rekanan untuk pembangunan gedung baru pada tahun anggaran 2022.

Bagian bangunan Puskesmas Samatiga yang terlihat kumuh. [Foto: dok. DPRK Aceh Barat]

“Makanya dampak penggalian tersebut menyebabkan adanya kubangan besar,” ungkapnya sambil mengirimkan sejumlah foto kondisi di lapangan.

Wakil Ketua DPRK Aceh Barat itu juga menduga jika pekerjaan pembangunan Puskesmas Samatiga tahun anggaran 2020 diselesaikan tidak sesuai dengan spesifikasi. Soalnya terdapat atap plafon yang tidak tertutup secara rapat, bahkan penutup atasnya ada yang bocor membuat air hujan merembes menuju instalasi listrik.

Di sisi lain, Ramli juga ikut mempertanyakan mengapa dokumen nomenklatur kontrak kerja pada pembangunan Puskesmas Samatiga antara tahun 2020 dengan tahun 2021 berbeda. 

“Karena pada tahun 2020, nomenklaturnya menyebutkan nama Puskesmas Samatiga. Sedangkan pada tahun 2021, nomenklaturnya menyebutkan nama Puskesmas Cot Seumereung,” pungkasnya. [AKH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda