Beranda / Berita / Aceh / DPMG Aceh: 55 BUMDes Tumbuh Jadi Kategori Maju

DPMG Aceh: 55 BUMDes Tumbuh Jadi Kategori Maju

Sabtu, 03 Agustus 2024 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala DPMG Aceh, T. Aznal Zahri sebut 6.302 BUMDes dari total 6.497 gampong di Aceh. Dari jumlah itu, ada sekitar 2.478 BUMDes berstatus perintis, 3.308 BUMDes tumbuh, 461 BUMDes berkembang dan 55 BUMDes kategori maju. [Foto: Humas Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) menyatakan saat ini Aceh sudah memiliki 55 badan usaha milik desa (BUMDes) yang tumbuh menjadi BUMDes kategori maju, sehingga diharapkan mampu memberi kemandirian terhadap perekonomian gampong atau desa.

“Kita harap desa-desa yang mempunyai potensi di daerahnya memanfaatkan Dana Desa supaya bergerak untuk menjadi maju,” kata Kepala DPMG Aceh, T. Aznal Zahri, Sabtu (3/8/2024).

Adapun 55 BUMDes atau Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang berhasil tumbuh menjadi maju tersebut tersebar di beberapa daerah seperti Kabupaten Aceh Tengah, Pidie, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Barat, serta Kota Banda Aceh, dan Langsa.

Kehadiran BUMDes maju di tengah gampong ini diharapkan akan memberi banyak dampak terhadap kesejahteraan masyarakat, karena BUMDes maju akan memberi kontribusi terhadap pendapatan asli desa (PADes).

“Kita mendorong terus supaya ekonomi di masyarakat bisa berjalan, ekonomi jalan, pendapatan ada, maka daya beli di desa juga ada, sehingga akan menekan angka pengangguran dan kemiskinan,” ujar Aznal.

Saat ini, DPMG Aceh mencatat 6.302 BUMDes dari total 6.497 gampong di Aceh. Dari jumlah itu, ada sekitar 2.478 BUMDes berstatus perintis, 3.308 BUMDes tumbuh, 461 BUMDes berkembang dan 55 BUMDes kategori maju.

DPMG juga tengah fokus pengembangan BUMDes berbasis kluster yang mencakup 11 kluster, seperti pangan, jasa keuangan, air minum dalam kemasan, industri kecil, wisata desa, pengelolaan sampah, perikanan, peternakan, perdagangan, perkebunan, dan BUMDes bersama.

“Jadi desa juga bisa buat BUMDes bersama, misalnya sektor pertanian, mau buat sentral jagung, maka beberapa desa bisa digabung untuk jadi sentral jagung, begitu juga peternakan dan sektor lainnya,” pesan Aznal. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

kip
riset-JSI
Komentar Anda