Dosen USK Kembangkan Penggunaan Alat Pemberi Pakan Udang Otomatis di Alue Naga
Font: Ukuran: - +
[Foto: For Dialeksis]
Peletakan Alat
Jumlah penggunaan auto feeder dalam satu petak tambak bervariasi sesuai dengan ukuran tambak dan spesifikasi alatnya. Tuwanku menggunakan 1 alat dalam satu petaknya.
“Kolam terkecil ukuran 3.300 (m2). Kolam terbesar ukuran 6.500 (m2) saya menggunakan dua,” jelas Tuwanku.
Sementara Dr Sarwo Edhy S menjelaskan bahwa hanya dibutuhkan satu alat saja untuk luas petak sekitar 2.500 meter persegi. Kapasitas setiap alat juga berbeda. Dr. Sarwo Edhy S menjelaskan penggunaan alat dengan kapasitas relatif kecil, yakni 15 kg.
“Agar mudah dilakukan mengontrol,” Sementara autofeeder yang digunakan oleh Tuwanku memiliki kapasitas 25 dan 30 kg.
Sebenarnya tidak ada aturan baku mengenai jumlah alat dalam setiap tambak dan di posisi mana sebaiknya alat diletakkan. Hal ini justru petambak sendiri yang mengetahui kondisi kehidupan ikan dan udang serta tambaknya.
Tetapi Dr. Sarwo edhy S merekomendasikan agar area lemparan alat tidak beririsan satu dengan yang lainnya. “Kalau ditempatkan dekat dan ada irisan pemberian pakan satu feeder dengan lainnya, ini akan jelek nanti hasilnya,” jelasnya.
“Udang itu paling banyak di aliran air yang bergerak ini, oleh karena itu karena dibersihkan jalurnya karena. yang tidak berada di jalur aliran air itu sedikit udangnya.” katanya. Hal ini penting bagi petambak sebagai pertimbangan untuk memposisikan autofeedernya.
Produk pengabdian ini dapat dilakukan atas bantuan pendanaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) Universitas Syiah Kuala (USK) 2021.
Diharapkan produk ini sebagai awal dari pengembangan produk lanjutan menuju ketahanan pangan masyarakat pesisir terutama masyarakat pesisir desa Alue Naga sebagai tahapan awal sebelum dilakukan di lokasi selanjutnya. []