Beranda / Berita / Aceh / Dosen Teknik Unsyiah Juara Inovasi Teknologi Tepat Guna Nasional

Dosen Teknik Unsyiah Juara Inovasi Teknologi Tepat Guna Nasional

Kamis, 26 September 2019 08:01 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dosen Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Muhammad Dani Supardan, ST, MT., berhasil meraih Juara Harapan 1 dalam lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional tahun 2019 yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Hasil karya Prof. M Dani berupa alat produksi minyak nabati multi umpan berhasil mengalahkan karya inovasi lainnya dari seluruh Indonesia.

Pengumuman dan pemberian penghargaan ini berlangsung di Pembukaan Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XXI, Bengkulu, 21-24 September 2019.

Prof. M. Dani dalam keterangannya kepada Humas Unsyiah mengatakan  sangat bersyukur dengan keberhasilan yang ia raih. Pencapaian prestasi yang ia raih cukup menyita waktu, tenaga, dan materi. Terlebih lagi, ada banyak tahapan seleksi lomba yang ia lalui sejak Februari lalu.

"Karena dukungan dari semua anggota tim, saya berusaha untuk maju hingga semua tahapan lomba berakhir," ujarnya, Selasa (24/9/2019).

Prof. M Dani menjelaskan alat yang dikembangkannya itu dapat digunakan untuk memproduksi minyak nabati dari berbagai sumber, seperti alpukat, kemiri, kelapa, biji kelor, dan lain-lain. Alat press tipe screw atau ulir ini dilengkapi dengan pengatur kecepatan putaran dan pengatur suhu untuk mendapatkan produk minyak nabati dengan kualitas dan kuantitas yang optimal.

Pengatur kecepatan putaran ulir berfungsi untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak. Sedangkan pengatur suhu berfungsi untuk memaksimalkan jumlah minyak yang diproduksi. Pengaturan suhu dan kecepatan putaran ulir dipengaruhi oleh karakteristik bahan baku yang akan diproses. Satu hal penting, meskipun suhu operasi alat diatur pada suhu tinggi (80-140oC), namun suhu keluaran produk yang dihasilkan tidak melebihi 60oC.

Selain itu lanjutnya, limbah hasil pengepresan yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut menjadi produk pangan olahan bebas lemak, produk herbal, pupuk organik dan produk-produk lainnya. Secara khusus, ia berharap alat ini dapat mengoptimalkan potensi alpukat−salah satu komoditi unggulan di Aceh−untuk diolah lebih lanjut menjadi minyak alpukat, sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Mudah-mudahan alat ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat agar pemanfaatan sumber daya alam yang kita miliki khususnya minyak nabati dapat lebih optimal," pungkasnya.(pd/rel)
Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda