Dosen Politik USK Cermati Sosok Haji Uma dalam Persaingan Pilkada 2024
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Dosen Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (USK), Aryos Nivada. Foto: dok Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dosen Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (USK), Aryos Nivada, menyoroti keberadaan sosok yang tengah mencuat sebagai Bakal Calon Gubernur Aceh dalam Pilkada 2024, yakni Sudirman alias Haji Uma.
Menurut Aryos, Haji Uma tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menyaingi Mualem atau kandidat lainnya sebagai Calon Gubernur Aceh.
"Dari berbagai informasi dan data yang saya peroleh, ada beberapa temuan mengenai sosok Haji Uma," ungkap Aryos kepada Dialeksis.com, Selasa (16/4/2024).
Aryos menegaskan bahwa Haji Uma merupakan produk dari internal Partai Aceh.
"Besarnya eksistensi Haji Uma tak lepas dari kontribusi Partai Aceh," katanya.
Namun demikian, Aryos menilai Haji Uma bukanlah figur yang memiliki keunggulan dalam perlombaan politik.
"Dia bukan merupakan kader partai, sehingga masyarakat mungkin lebih memilihnya karena dianggap independen secara politik. Namun, dalam perlakuan Pilkada dia tidak linier," jelasnya.
Di samping itu, sambungnya, dari segi keuangan, dukungan lintas sektor, hingga akses ke rezim kekuasaan saat ini, Haji Uma belum menunjukkan kualifikasi yang memadai.
Aryos juga menyoroti rekam jejak Haji Uma yang belum banyak diketahui publik, pastinya akan dibongkar oleh lawan politik menjelang Pilkada, hal ini berpotensi signifikan terhadap berubahnya dukungan pemilih.
Meskipun memiliki popularitas yang cukup baik saat ini, Aryos menilai belum pasti apakah Haji Uma dapat bertahan dalam perjalanan politiknya.
"Haji Uma hanyalah sosok yang tepat berada di jalur politik saat ini, yakni sebagai anggota DPD RI. Namun, apakah dia siap untuk menghadapi konsekuensi politik yang lebih besar, itu masih menjadi pertanyaan," pungkasnya.
Terakhir, Aryos mengingatkan bahwa dalam politik, keberhasilan sebuah kandidat tidak hanya ditentukan oleh popularitas semata. Tantangan dan konsekuensi politik yang harus dihadapi oleh Haji Uma tentu membutuhkan kesiapan yang matang.
“Jadi siapkah Haji Uma dengan semua itu, biar waktu yang menjawab,” tutupnya. (NR)