Beranda / Berita / Aceh / Dosen FPIK UTU Selenggarakan Pengabdian Masyarakat di Desa Meureubo

Dosen FPIK UTU Selenggarakan Pengabdian Masyarakat di Desa Meureubo

Jum`at, 12 Juli 2024 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Dosen FPIK UTU menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang "Teknologi Rantai Dingin dan Penerapan Sanitasi Higienitas pada Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional" di Desa Meureubo Meulaboh Aceh Barat. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Meulaboh - Desa Meureubo dipilih menjadi tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang "Teknologi Rantai Dingin dan Penerapan Sanitasi Higienitas pada Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional". 

Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (11/7/2024) di Balai Pertemuan Desa Ujong Drien dengan tujuan meningkatkan kualitas dan nilai jual produk perikanan lokal.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Sekretaris Panglima Laot Zuraimi, Perangkat Gampong Ujong Drien Abdul Rahman, perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Barat Facrurozi Amir, Ketua dan Anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Jaya Bersama, KUB Sepakat, KUB Nelayan Mandiri, dan KUB Kuala Meureubo. Kehadiran mereka memberikan dukungan moril yang sangat berarti bagi masyarakat, terutama para nelayan yang menjadi sasaran utama dari kegiatan ini.

Ketua kegiatan pengabdian, Muhammad Arif, dari Universitas Teuku Umar (UTU), memimpin tim yang terdiri dari Akbardiansyah, Afdhal Fuadi, dan Rosi Rahayu. Tim ini juga melibatkan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UTU, yang berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat.

Muhammad Arif menekankan pentingnya teknologi rantai dingin dalam menjaga kesegaran dan kualitas ikan. 

"Teknologi rantai dingin sangat penting untuk memastikan ikan tetap segar dari penangkapan hingga sampai ke tangan konsumen," ujarnya. 

Selain itu, Arif juga menggarisbawahi pentingnya penerapan sanitasi dan higienitas dalam penanganan hasil tangkapan nelayan tradisional untuk mencegah kontaminasi dan meningkatkan keamanan pangan.

Teknologi rantai dingin melibatkan proses penyimpanan dan transportasi ikan pada suhu rendah, yang bertujuan untuk memperlambat pertumbuhan bakteri dan menjaga kualitas ikan. Sementara itu, penerapan sanitasi dan higienitas mencakup praktik kebersihan yang harus dilakukan oleh nelayan selama proses penangkapan, penanganan, dan penyimpanan ikan.

Kegiatan pengabdian ini direncanakan berlangsung selama tiga bulan, dari Juli hingga September 2024. Selama periode ini, tim dari UTU akan secara intensif memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para nelayan dan pelaku usaha perikanan di desa tersebut. 

Harapannya, melalui program ini, mereka dapat lebih memahami dan menerapkan teknologi rantai dingin serta praktik sanitasi yang baik dalam kegiatan sehari-hari mereka.

Partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan ini sangat diharapkan. Dukungan dari tokoh-tokoh penting setempat seperti Zuraimi dan Abdul Rahman menunjukkan komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui sektor perikanan. 

Dengan adanya dukungan tersebut, diharapkan program pengabdian ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang berkelanjutan.

Dengan semangat kolaboratif antara akademisi dan masyarakat, kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan sektor perikanan di Desa Meureubo. 

Dosen FPIK UTU berharap melalui program ini, desa tersebut dapat menjadi contoh sukses dalam penerapan teknologi rantai dingin dan praktik sanitasi higienitas di sektor perikanan. [*]


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda