DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tim Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh yang dikoordinir oleh Kepala Bidang Tata melakukan pemasangan tiang Alat Ukur Udara Passive Sampler yang patah dan hilang di dua lokasi yaitu Kawasan Perumahan (Gp. Lampriet) serta Kawasan Perkantoran (Balaikota Banda Aceh).
Kepala DLHK3 Banda Aceh, Hamdani, SH., M.Si, melalui Kepala Bidang Tata Lingkungan, Ir. Cut Safarina Yulianti, ST., MM., MT, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh data kualitas udara yang akurat dan merata di berbagai zona aktivitas masyarakat.
“Alat passive sampler yang akan dipasang nantinya merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, disalurkan melalui DLHK3 banda Aceh. Ini menjadi upaya untuk menjaga kualitas udara dan memenuhi target indeks kualitas udara nasional,” jelas Cut Safarina, Kamis (17/7/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa tahap pertama kegiatan ini merupakan agenda rutin nasional yang dilakukan dua kali dalam setahun, dan Banda Aceh konsisten mengambil peran aktif dalam pelaksanaannya.
Selain itu, aksi tersebut juga bermaksud untuk memastikan pemantauan kualitas udara ambien dengan metode serupa berjalan dengan baik dan aman selama 14 hari pemaparan sampler di 4 kawasan di Kota Banda Aceh hingga pekan depan .
Keempat kawasan tersebut yaitu Kawasan Transportasi (simpang Lima), Kawasan Perumahan (Gp. Lampriet), Kawasan Perkantoran (Balaikota Banda Aceh) dan Kawasan Industri (Pabrik Tahu Punge Blang Cut).
Menelisik lebih jauh, berdasarkan data tahun 2024, Kota Banda Aceh berhasil meraih nilai Indeks Kualitas Udara (IKU) di atas 80, yang termasuk dalam kategori Baik. DLHK3 bertekad mempertahankan dan bahkan meningkatkan capaian tersebut.
Cut Safarina menambahkan bahwa peningkatan kualitas udara membutuhkan dukungan aktif dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
“Langkah kecil seperti tidak membakar sampah sembarangan, melakukan service kendaraan secara berkala, hingga beralih ke transportasi umum bisa berdampak besar. Sementara dari sisi pemerintah, diperlukan melakukan pengawasan dan edukasi masyarakat dalam menjaga kualitas udara, serta program penghijauan yang konsisten,” ungkap Cut Safarina lugas.
udara yang bersih dan sehat akan berdampak langsung terhadap kualitas hidup masyarakat. Maka mari berkolaborasi menjaganya bersama-sama.
“Jika udara kita baik, maka kesehatan masyarakat pun akan terjaga. Kami berharap semua elemen kota dapat berkolaborasi mewujudkan Banda Aceh yang bersih, sehat, dan asri,” tutupnya. [u].