Beranda / Berita / Aceh / Disbun Simeulue Basmi 2 Hama yang Serang Puluhan Hektare Kebun Kelapa

Disbun Simeulue Basmi 2 Hama yang Serang Puluhan Hektare Kebun Kelapa

Selasa, 04 Februari 2025 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Simeulue, Hasrat Abubakar. [Foto: dok. Disbun Simeulue]


DIALEKSIS.COM | Sinabang - Puluhan hektare kebun kelapa milik warga Kabupaten Simeulue, mendapat serangan sekaligus oleh dua jenis hama, yakni brotispa hama spesialis perusak janur kelapa dan ulat artona yang spesialis perusak daun kelapa.

Serangan dua jenis hama itu daun kelapa seperti hangus dan terparah menyerang kebun kelapa milik warga Kecamatan Teupah Selatan dan sebahagian lagi, juga artona dan brotispa menyerang kebun kelapa milik warga Kecamatan Salang.

Padahal kebun kelapa merupakan salah satu sumber mata pencaharian, sebab harga buah kelapa saat ini lagi menjanjikan dimana harga satu buah lebih dari Rp5.000.

Serangan artona perusak daun kelapa dan brotispa perusak janur kelapa itu, telah diketahui dan diidentifikasi serta ditangani oleh pihak Dinas Perkebunan Kabupaten Simeulue, yakni melakukan upaya pengobatan dengan cara suntik langsung ribuan pohon kelapa milik warga sekitar bulan lalu.

"Sebulan lalu sudah kita lakukan pengobatan, dengan cara suntik langsung ke batang pohon kelapa. Sebelumnya kita melakukan identifikasi dan ternyata pohon kelapa warga kita diserang brotispa perusak janur kelapa dan artona ulat perusak daun kelapa," kata Kadisbun Kabupaten Simeulue, Hasrat Abubakar.

Kadisbun Kabupaten Simeulue menambahkan, pohon kelapa itu akan kembali pulih total selama tiga bulan, namun untuk buah kelapa pertama pasca pengobatan supaya untuk tidak dikonsumsi, karena dikhawatirkan masih ada efek obat, serta juga diminta pemilik kebun rutin melakukan pengasapan, pagi dan sore.

Ia merincikan, ada sekitar 7.700 hektare total kebun kelapa lokal atau sekitar 1.540.000 pohon kelapa, yang sering disebut "kelapa dalam" yang ada di Kabupaten Simeulue, dan 50 persen tidak produktif secara maksimal, disebabkan selain telah berusia uzur juga tidak ada upaya replanting mengganti tanaman tua atau tidak produktif dengan tanaman baru.

Lima puluh persen yang produktif itu, dengan akumulasi produksi sekitar 4.000 ton, sehingga hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal dalam satu tahun.

Sedangkan untuk bahan baku untuk dua perusahaan yang bergerak dibidang CPO kelapa yang ada di pulau Simuelue, sekitar 80 persen harus suplay buah kelapa dari pulau Sumatera dan pulau Nias.

"Lima puluh persen pohon kelapa kita di Simeulue, sudah berusia uzur sehingga tidak produktif untuk berbuah. Sudah seharusnya masing-masing pemilik kebun kelapa untuk melakukan replanting. Perlu diketahui prospek perekonomian sangat cerah dari sektor kebun kelapa, serta untuk menjaga kesehatan pohon kelapa, harus sesering mungkin dilakukan pengasapan," pesan Kadisbun Kabupaten Simeulue. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI