Beranda / Berita / Aceh / Dipimpin TM Nurlif, Kerusakan Golkar Nyata dan Membekas

Dipimpin TM Nurlif, Kerusakan Golkar Nyata dan Membekas

Selasa, 19 Oktober 2021 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Mantan Sekretaris Umum DPD II Partai Golkar Kota Lhokseumawe, Kasmadi Syahbuddin. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kekecewaan sejumlah tokoh senior Partai Golkar 

AcehAceh
 terhadap kredibilitas kepemimpinan TM Nurlif semakin meluas dan bertambah, kali ini datangnya dari Mantan Sekretaris Umum DPD II Partai Golkar Kota Lhokseumawe, yaitu Kasmadi Syahbuddin.

Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Selasa (19/10/2021), Ia dengan tegas menyatakan dukungan dan kesepahamannya terhadap pernyataan lugas sejumlah tokoh senior dan kader partai berlambang pohon beringin dari banyak wilayah sebelumnya, yang meminta TM Nurlif untuk segera dievaluasi kongkrit dari kursi Ketua DPD I Golkar Aceh. Karena manajemen kepemimpinnya selama ini dinilai sangat kacau, otoriter, berbahaya dan tidak berorientasi mempersatukan seluruh unsur internal partai.  

“Saya sangat mendukung dan setuju dengan suara-suara kritis dan tegas dari tokoh tokoh senior dan kader partai dari mayoritas wilayah, yang sudah lugas meminta TM Nurlif untuk dievaluasi secara kritis dan diganti secepatnya," ungkap Kasmadi melalui pers rilis yang diterima media tadi siang.

Menurut Kasmadi, tidak ada yang bisa diharapkan lagi dari sosok seorang TM Nurlif untuk memperkuat apalagi membesarkan partai ini kedepan. Karena normalnya, seorang pemimpin partai politik itu, secara internal dapat diterima semua kalangan, bijak, mengayomi, dan berlaku adil. selain sebagai pencari jawaban dari banyak masalah, juga tidak dominan mengedepankan keinginan pribadinya sendiri.

dan secara eksternal juga,harus terbuka dan berkomunikasi dengan baik terhadap semua kekuatan dalam masyarakat termasuk partai politik lain yang merupakan mitra sejajar. 

Sedangkan, dia (TM Nurlif) nyaris tidak harmonis dan kurang diterima secara baik, dari sisi internal ataupun eksternal.

Buktinya, dalam Pilkada 2017 lalu, sebagai ketua partai, dia gagal diusung Golkar sebagai calon gubernur. Karena selain tidak mampu berkomunikasi dengan baik didalam internal partai, akhirnya dia juga gagal mendapatkan kepercayaan partai politik lainnya sebagai, sebagai syarat untuk memenuhi kuota persyaratan dukungan maju sebagai calon.

“Ini kan aneh dan memalukan, Golkar dalam Pemilu 2014 keluar sebagai partai pemenang kedua di Aceh, mendapatkan Fraksi penuh dengan 9 kursi DPRA , tapi ketuanya gagal maju sebagai calon gubernur karena tidak mendapat dukungan dari manapun termasuk dari partai lain. Betapa malunya seluruh Keluarga Besar Golkar saat itu” ungkap Kasmadi dengan serius.

Salah besar dan fatal, ungkapnya lagi, jika seseorang yang tidak memiliki visi yang kuat dan target politik yang jelas, kemudian memimpin partai politik. 

“Buktinya, ketika gagal diusung sebagai Cagub dalam Pilkada 2014, tragisnya lagi dia pun tidak berkompetisi di Pileg 2019 sebagai Caleg.Ini kan kekonyolan terburuk dalam sejarah kiprah Golkar dalam perpolitikan di Aceh. sebagai seorang pimpinan partai tidak bertarung dan teruji dalam arena kompetisi politik.

Jadi patut dicurigai sebenarnya, apa motif utama dan tujuan dia memimpin partai Golkar Aceh"? tanya Kasmadi yg akrab dipanggil Pak Kas ini.

Langkah orang seperti ini perlu dihentikan secepatnya, sebelum kerugian dan kerusakan yang lebih besar menggerogoti partai,” pintanya. Apakah sosok orang tidak jelas seperti ini, masih layak dipertahankan untuk memimpin partai sebesar Golkar.“? tanya nya berulang.

Kalau DPP tidak segera mengambil langkah konkrit dan terukur untuk menyelamatkan Partai Golkar di Aceh dengan merevitalisasi posisi Ketua, maka jangan mencari kambing hitam nantinya bila partai ini akan terpuruk dalam Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang di Aceh. mumpung masih cukup waktu bagi Golkar di Aceh untuk berbenah, dan bersiap dalam menghadapi agenda politik yang sudah didepan mata ini,” pintanya.

Menurut Kasmadi, kalau profil seperti ini tidak segera dievaluasi bersama, jangan jangan semua pihak, secara tidak sengaja sudah memberi ruang kepada interest pribadi yang akan lebih dominan diperjuangkan oleh Ybs, dengan menggunakan Golkar sebagai 'Kuda Troya' pribadinya . 

“Faktanya terang, dalam Pemilu 2019, Golkar tidak mampu mempertahankan posisi dua besar di Aceh, kemudian sikap dan kebijakan politik Golkar baik dalam parlemen dan pembangunan juga semakin kacau dan membingungkan." semua pihak tau persis soal ini, Jelas Kasmadi

Maka tidak keliru, jika Muntasir Hamid dan beberapa Kader senior lainnya meminta bukti nyata tentang keberhasilan TM Nurlif selama memimpin Golkar Aceh,” sindirnya.

Sebelumnya seperti diberitakan sejumlah media, beberapa tokoh senior Partai Golkar Aceh yaitu, Teuku Mudasir (Mantan Ketua Golkar Aceh Selatan), Muntasir Hamid (Mantan Ketua DPD II Partai Golkar Banda Aceh) dan Iqbal Piyeung (Mantan pengurus DPD I Partai Golkar Aceh asal Aceh Besar), meminta DPP Golkar untuk segera memberhentikan TM Nurlif dari jabatannya sebagai Ketua DPD I Golkar Aceh, karena kepemimpinanya cenderung memperlemah partai, memecah belah kader dan juga dinilai telah gagal menjaga kredibilitas dan kewibawaan partai dalam masyarakat.(*)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI