Dinkes Banda Aceh Gelar Orientasi Pengenalan dan Tatalaksana Resiko Tinggi Pada Bayi
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Aceh - Dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) bagi bidan pelaksana, Dinas Kesehatan Kota menggelar pertemuan orientasi pengenalan dan tata laksana resiko tinggi pada bayi yang bertempat di Aula Ibnu Sina.
Adapun kegiatan ini diadakan dari tanggal 22 s/d 23 Agustus 2023 yang dikhususkan untuk bidan pelaksana dengan tujuan memberikan pemahaman dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai upaya penurunan angka kematian bayi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Lukman menjelaskan bahwa pertemuan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada bidan pelaksana saat menghadapi situasi yang berpotensi mengancam jiwa bayi.
“Dalam situasi yang kritis, bidan pelaksana harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapat memberikan penanganan yang tepat dan cepat sehingga nyawa bayi dapat diselamatkan dan sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan yang akan dihadapi,” ujarnya.
“Bidan pelaksana memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus bayi dengan resiko tinggi. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai tata laksana dan penanganan resiko tinggi pada bayi menjadi sangat penting bagi mereka,” tambah Lukman.
Pada kesempatan yang sama, Kabid Kesmas Dinkes Kota Banda Aceh Syukriah menerangkan bahwa tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan bidan pelaksana dalam melakukan stabilisasi dan rujukan terhadap kasus-kasus resiko tinggi pada bayi baru lahir.
Kemudian, untuk meningkatkan keterampilan bidan pelaksana dalam melakukan manajemen penatalaksanaan kondisi resiko tinggi pada bayi yang baru lahir dan harus terampil dalam melakukan pemantauan sekaligus perawatan untuk bayi resiko tinggi pasca rawatan di keluarga dan masyarakat, serta membangun kerjasama berbagai pihak (Puskesmas dan Dinkes) dalam pelaksanaan program bayi baru lahir.
Dengan adanya pertemuan orientasi ini, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh berharap bahwa bidan pelaksana akan semakin siap dan mampu menghadapi berbagai situasi yang berpotensi mengancam jiwa bayi. Dalam jangka panjang, diharapkan angka kematian bayi di wilayah tersebut dapat terus menurun, sehingga tercipta generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
Pertemuan orientasi pengenalan dan tata laksana resiko tinggi pada bayi ini turut dihadiri oleh 43 orang peserta, diantaranya terdiri dari 11 orang PJ program Anak Puskesmas se-Kota Banda Aceh, 23 Bidan Praktek Mandiri (BPM) dilingkungan Kota Banda Aceh dan 9 orang Pengelola Program Dinkes Kota Banda Aceh, serta beberapa narasumber diantaranya dr.Sulasmi, MHSM., dr. Zaki Akbar, Sp.A., dr. Pracetya Yudra Perdana, Sp.A., dan Anita, SST.,MPH. [DKB]