Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Siapkan Pojok Baca
Font: Ukuran: - +
[Foto: Dok DPKA]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Untuk menumbuhkan minat baca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) bekerjasama dengan perangkat gampong (desa) menyediakan pojok baca di beberapa gampong di Aceh.
Program ini merupakan program dari perpustakaan pusat yang bekerja sama dengan perpustakaan daerah dan desa.
Kepala DPKA Edi Yandra menyebutkan, saat ini perpustakaan tidak hanya diidentikkan dengan pinjam buku dan baca buku, namun sudah merambah ke inklusi sosial. Tentunya dengan konsep ini bisa melahirkan peningkatan ekonomi masyarakat.
“Intinya kalau pustaka gampong itu, ada penghasilan atau usaha mikro masyarakat yang dipamerkan di pustaka. Nantinya akan dicatat, apa produknya dan berasal dari mana,” sebutnya, Jumat (18/11/2022).
Buku yang disediakan di perpustakaan gampong pun disesuaikan dengan kebutuhan di gampong tersebut. Misalnya buku-buku pengetahuan pertanian atau bercocok tanam, buku teknik budiaya, buku untuk anak-anak dan jenis buku lainnya yang dibutuhkan masyarakat di gampong tersebut.
Selain buku, perpustakaan gampong juga memiliki pusat data tentang produk-produk potensial hingga produk yang dihasilkan oleh UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di gampong tersebut.
Dengan demikian, kata Edi Yandra, setiap orang yang berkunjung ke perpustakaan gampong akan mendapatkan informasi detail tentang gampong itu.
“Tugas DPKA adalah memasok atau meminjamkan buku-buku yang dibutuhkan oleh perpustakaan gampong tersebut. Jadi perpustakaannya dibangun oleh gampong itu sendiri, dan kita membantu buku-buku atau perangkatnya,” kata Edi Yandra.
Saat ini, sebut Edi Yandra, ada delapan kabupaten dan kota yang sudah mendapat dukungan perpustakaan gampong yang terdiri dari rak buku, meja baca, perangkat keras seperti komputer dan lain-lain.
Delapan kabupaten kota tersebut yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Besar, Nagan Raya, Gayo Lues, Bireuen, Meulaboh dan Aceh Timur. Itu delapan kabupaten kota yang sudah mendapatkan fasilitas program transformasi berbasis inklusi sosial.
Di samping itu, untuk meningkatkan literasi, tambah Edi Yandra, nantinya DPKA akan membuat pojok baca di tempat-tempat yang ramai dikunjungi. Seperti kafe, rumah sakit, fasilitas umum dan beberapa tempat lainnya.
Menurutnya, pojok baca tidak hanya sebagai tempat meletakkan buku bacaan tentang birokrasi. Penempatan buku pada pojok baca nantinya juga akan disesuaikan dengan tempatnya.
Seperti di rumah sakit, akan disediakan pojok baca khusus tentang buku kesehatan, masalah penyakit, tanaman obat (herbal) dan lainnya.
“Jangan kita letakkan buku ekonomi maupun pertanian, apalagi buku-buku politik di rumah sakit. Tapi buku tentang masalah-masalah kesehatan,” sebutnya.
Begitupun terkait buku-buku UMKM, pertanian, perikanan akan diletakkan pada pojok yang sesuai tempatnya. Sesuai dengan kebutuhan orang-orang yang datang ke tempat itu, kata Edi Yandra.