Dinas ESDM Jelaskan Potensi Cadangan dan Perkembangan Industri Tambang Batubara di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Potensi endapan bahan tambang non logam seperti batubara, memiliki prospek yang sangat besar untuk dikembangkan di Aceh.
"Cadangan batubara yang sangat besar di kawasan pantai barat Aceh, endapan batubara di wilayah tersebut memiliki nilai kalori mencapai 3500 hingga 4600 kalori per gram, sebagai bahan bakar batubara biasa digunakan untuk pemanasan gatel, pembangkit listrik tenaga uap dan lain-lain," jelas Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur kepada Dialeksis.com Selasa (17/11/2020).
Ia melanjutkan, pengusahaan pertambangan batubara terdapat di Kabupaten Nagan Raya yang diusahakan oleh PT Bara Energi Lestari yang merupakan perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi di Kabupaten Nagan Raya.
Perusahaan ini pertama sekali berproduksi pada Maret 2008 dengan mengirimkan batubara ke PLTU Energi Alamraya Semesta yang juga berlokasi di Kabupaten Nagan Raya, menyusun produksinya PT BEL maka untuk pertama kalinya Aceh menjadi daerah penghasil batubara meski tidak dalam skala besar.
Sementara itu pengusahaan pertambangan batubara terbesar terdapat di kabupaten Aceh Barat oleh PT Mifa Bersaudara sebagai pioner usaha pertambangan batubara terbesar di Provinsi Aceh.
Perusahaan tambang batubara PT Mifa Bersaudara yang berdiri sejak tahun 2011 memiliki wilayah konsesi seluas 3134 hektar, serta memiliki cadangan potensi batu bara 383 juta metrik ton kualitas solution call, berdasarkan laporan eksplorasi sesuai standar GLSJ yang dikeluarkan oleh PT Rans Indonesia pada Juni tahun 2011.
Dalam mengoperasikan penambangan baru PT Mifa Bersaudara modal awal investasi yang dilontarkan sebesar 202 juta US Dollar atau setara 2,6 Triliun Rupiah, pada tahap pertama PT mifa bersaudara memproduksi sebanyak 3 juta ton dan terus naik secara bertahap.
"Pada tahun 2019 lalu, produksi batubara PT Mifa mencapai 9 sampai dengan 10 juta ton per tahun, sementara target produksi mencapai 15 juta ton per tahun," jelasnya.
Keberadaan PT Mifa bersaudara saat ini semakin memberikan keyakinan terhadap perkembangan industri tambang batubara di Aceh, karena didukung dengan berbagai infrastruktur terpadu, mulai dari lahan tambang luas, akses transportasi pengangkutan yang mudah, ketersediaan Pelabuhan muat yang sangat representative hingga transhipment ke madher facel yang tidak terlalu jauh.
PT Mifa bersaudara telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di kawasan ini, baik melalui peluang lapangan kerja maupun melalui program CSR, PT mifa bersaudara saat ini telah menampung sebanyak 1100 orang tenaga kerja lokal dari 1500 tenaga kerja yang dimiliki perusahaan ini.
"Dalam upaya menjaga wilayah tambang tetap hijau, PT Mifa bersaudara juga melakukan program penghijauan di areal bekas tambang," jelas Mahdinur.
"Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh dalam usaha pembinaan dan pengawasan selalu melakukan pertemuan rutin dengan pihak perusahaan PT Mifa bersaudara, baik dengan melakukan kunjungan ke lapangan atau dengan kegiatan pertemuan di dinas ESDM Aceh di Banda Aceh," pungkasnya.