kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Dinas ESDM Aceh Gelar Sosialisasi Komersialisasi Lapangan Gas Arun Melalui CCS

Dinas ESDM Aceh Gelar Sosialisasi Komersialisasi Lapangan Gas Arun Melalui CCS

Jum`at, 15 Oktober 2021 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Dinas ESDM Aceh gelar sosialisasi 'Komersialisasi Lapangan Gas Arun melalui Carbon Capture and Storage (CCS)'. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas ESDM Aceh mengadakan sosialisasi 'Komersialisasi Lapangan Gas Arun melalui Carbon Capture and Storage (CCS)'. Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir. Mahdinur, MM. dan diikuti oleh partisipan sari PT. PEMA, BPMA, Biro Ekonomi Setda Aceh, Akademisi dari Universitas Syiah Kuala, DPMPTSP, PT. PGE, dan dari Tim Penawaran WK MIGAS ACEH. 

Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Jumat (15/10/2021), Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Teknologi ini merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage). 

Pemisahan dan penangkapan CO2 dilakukan dengan teknologi absorpsi yang sudah cukup lama dikenal oleh kalangan industri. Penangkapan CO2 biasa digunakan dalam proses produksi hidrogen baik pada skala laboratorium maupun komersial. 

Sementara itu, pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker seperti pengangkut gas pada umumnya (LPG, LNG), sedangkan penyimpanan dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang dapat menjadi perangkap gas hingga tidak lepas ke atmosfer, atau dapat pula diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.

Menurut International Energy Agency (IEA), volume emisi CO2 akibat pembakaran bahan bakar fosil mencapai 56% dari total semua emisi global. Persentase ini berasal dari sekitar 7500 instalasi besar peng-emisi CO2 (large stationary point sources) yang mengemisikan lebih dari 1000.000 ton CO2 setiap tahunnya. 

Kajian IEA lebih lanjut menyimpulkan bahwa dari jumlah tersebut, pembangkit listrik batubara (PLTU) merupakan sumber emisi utama yang mencapai lebih dari 60%. Selanjutnya PLTG yang mencapai 11% dan PLTD 7%. 

Sementara itu, industri lain menyumbang sekitar 3-7%. Dengan demikian, untuk dapat mengurangi emisi CO2 dalam jumlah besar adalah logis jika dilakukan pengendalian (penangkapan CO2) yang dihasilkan dalam gas buang dari pembangkit listrik. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda