Beranda / Berita / Aceh / Dilanda Hujan Badai, Persediaan Ikan Menipis di TPI Lampulo

Dilanda Hujan Badai, Persediaan Ikan Menipis di TPI Lampulo

Selasa, 31 Mei 2022 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki
Boat sedang berada di pinggiran pelabuhan TPI Lampulo, Selasa (31/5/2022). [Foto: Auliana/Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejak dilanda hujan badai sejak Sabtu (28/5/2022), tangkapan ikan berkurang di Banda Aceh.

Dilansir dari laman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tinggi gelombang 2.5-3.0 meter diperkirakan terjadi di Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Samudera Hindia Barat Aceh, dan Samudera Hindia Barat Nias. Perkiraan cuaca angin Tenggara-Barat Daya 2-25 knots sedangkan gelombang 1.25-2.50 meter.

Nelayan Tempat Penampungan Ikan (TPI) Lampulo sudah tidak melaut selama lima hari akibat cuaca ekstrem. Nelayan tidak melaut karena angin kencang dan gelombang air laut tinggi.

Salah satu toke bangku TPI Lampulo, Rusli (31) asal Sigli mengatakan, lima hari kapal tidak ada lagi yang mencari ikan ke laut, hanya menunggu kapal yang belum sampai ke TPI saja.

Ia juga menyampaikan, ada sekitar 50-70 kapal TPI Lampulo muatan 20 ton lebih yang melaut selama 10-15 hari masih berada dipinggiran laut, yakni daerah Lamno, Meulaboh, Calang, dan daerah lainnya. 

"Saat ini hanya kapal-kapal kecil berukuran 5-12 ton yang masih mencoba melaut sepanjang 5-20 km dari TPI selama sehari jika cuaca membaik," ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com, Selasa (31/5/2022).

Hal tersebut mengakibatkan persediaan ikan di TPI Lampulo saat ini sangat berkurang, biasanya 1 boat besar bisa mendapatkan ikan sebanyak 20 ton, tetapi kini hanya mampu mendapat 5 ton ikan. 

"Biasanya satu kapal besar nelayan bisa dapat ikan 20 ton namun sekarang hanya 5 ton saja," ujarnya lagi,

Tidak hanya itu, biasanya ikan dikirim ke luar Aceh seperti Medan tapi sekarang sudah tidak bisa karena persediaan sudah sangat berkurang.

"Biasa dikirim ke luar Aceh, namun sekarang stoknya di sini saja sangat berkurang," pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda