Beranda / Berita / Aceh / Dianggap Nakal, Tiga Siswa SMP di Abdya Dilarang Masuk Sekolah

Dianggap Nakal, Tiga Siswa SMP di Abdya Dilarang Masuk Sekolah

Jum`at, 02 Maret 2018 18:07 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Blangpidie - Tiga siswa SMPN 1 Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dilarang masuk ruang belajar selama sebulan oleh pihak sekolah, karena dianggap nakal, sehingga mereka harus belajar di rumahnya masing-masing sampai menunggu Ujian Nasional (UN) pada April 2018.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan di Blangpidie, Kamis (1/3) ketiga siswa yang sudah 11 hari dilarang masuk ke ruangan belajar oleh pihak sekolah tersebut berasal dari Desa Meudang Ara, Desa Kepala Bandar, dan dari Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie.

"Kurang lebih sudah 11 hari anak saya tidak sekolah karena dijatuhi sanksi skorsing oleh pihak sekolah karena dianggap nakal. Ia baru diperbolehkan kembali masuk ke ruang belajar ketika sudah memasuki UN nanti," tutur salah seorang wali yang meminta tidak dituliskan namanya.

"Jadi, menurut pengakuan anak saya, ada juga 2 orang siswa lain yang bernasib sama dengan dia. Mereka dilarang masuk ke ruang belajar sampai tiba waktunya UN," kata orangtua siswa itu lagi.

Kepala SMPN 1 Blangpidie, Nurhayani didampingi wakilnya saat dikonfirmasi membantah telah memberikan sanksi skorsing kepada anak didiknya.

"Bukan skorsing, tapi dengan kata lain, tiga siswa ini untuk sementara waktu kita kembalikan ke pihak keluarganya, untuk dilakukan pembinaan secara serius oleh orangtua mereka sampai UN tiba," tuturnya.

Maksudnya, kata dia, ada beberapa orang siswa yang belajar di sekolah ini cukup nakal. "Kami pihak sekolah telah berusaha membina, secara berulang-ulang, baik oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan bahkan kita juga telah memamangil orang tuanya ke sekolah," ujarnya.

Namun, lanjut dia, hasil pantauan guru hari demi hari, perubahan itu tidak didapatkan. Ketiga siswa itu selalu jarang berada di dalam lokal. Sampai ke sekolah dia cuma duduk dikantin, cabut, dan bahkan mereka pergi dari rumah tapi tidak sampai ke sekolah, tuturnya.

Untuk mengantisipasi agar tidak mempengaruhi siswa lain, pihak sekolah mengambil kesepakan untuk mengembalikan siswa tersebut kepada orang tuanya masing-masing.

"Jadi, tujuan sanksi yang kita diberikan ini, supaya anak-anak bisa berpikir bagaimana rasanya kalau dia tidak ke sekolah. Dengan dia di rumah bersama orang tuanya, ada tidak arahan dari orang tuanya," kata Nurhayani.

Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Abdya berjanji akan menelusuri penyebab tiga siswa SMPN 1 Blangpidie dilarang masuk ruang belajar sampai tiba waktu UN pada April 2018.

"Harus kita telusuri dulu apa yang telah dilakukan sekolah. Kemudian upaya apa saja yang telah dilakukan dengan orangtua siswa. Sebab pihak sekolah tidak mungkin memutuskan hal demikian," kata Pelaksana tugas Kadis Disdikbud Abdya, Jauhari di Blangpidie, Jumat (2/3). (Antara)

Keyword:


Editor :
Sammy

riset-JSI
Komentar Anda