Dialog Publik dan MoU Kadin: Kolaborasi Vokasi Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan Aceh
Font: Ukuran: - +
Dialog Publik sekaligus momentum wacana dan rencana pembentukan Jaringan Industri dan Vokasi (JIVok) Aceh, yang akan digelar pada 1-2 November 2024 di Hotel Rasamala, Banda Aceh. Foto: Humas Aceh
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Meningkatnya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta gulung tikarnya sejumlah perusahaan besar di tingkat nasional menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan pemangku kepentingan pendidikan vokasi di Aceh.
Situasi ini menggarisbawahi urgensi akan keberadaan industri yang kuat sebagai ekosistem pendukung pendidikan vokasi, sebuah pondasi yang tidak hanya menjamin stabilitas, tetapi juga keberlangsungan dunia kerja di daerah ini.
Teuku Jailani, Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Bidang Vokasi dan Sertifikasi, bersama Muhammad Hatta, Koordinator Humas dan Kerjasama Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) sekaligus Ketua Forum Humas Politeknik Negeri se-Indonesia, menegaskan pentingnya membangun sinergi yang lebih erat antara Kadin dan lembaga pendidikan vokasi dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan.
“Saatnya kita memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara Kadin dan lembaga pendidikan vokasi untuk menciptakan solusi bersama dalam merespons kondisi ketenagakerjaan yang semakin kompleks,” ungkap Jailani.
Muhammad Hatta menambahkan bahwa dialog publik yang inklusif antara Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Aceh dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan para pemangku kepentingan lainnya akan menciptakan komunikasi yang lebih solid, sehingga meningkatkan kemampuan untuk menyesuaikan pendidikan vokasi dengan kebutuhan tenaga kerja di Aceh.
“Kita perlu membangun ruang komunikasi yang lebih luas antara pendidikan vokasi dan sektor industri, agar kolaborasi dapat mengantisipasi tantangan-tantangan baru di sektor ketenagakerjaan,” tutur Hatta.
Agenda Dialog Publik ini sekaligus menjadi momentum untuk wacana dan rencana pembentukan Jaringan Industri dan Vokasi (JIVok) Aceh, yang akan digelar pada 1-2 November 2024 di Hotel Rasamala, Banda Aceh.
Acara ini direncanakan akan dihadiri oleh Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi, empat Direktur Perguruan Tinggi Vokasi di Aceh (PNL, Politeknik Aceh, Politeknik Aceh Selatan, dan AKN Aceh Barat), Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Bidang Vokasi dan Sertifikasi, perwakilan SKPA, serta delapan Ketua Kadin Kabupaten/Kota di Aceh.
Turut hadir pula Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten/Kota se-Aceh, perwakilan BUMN, BUMD, perusahaan swasta, Forum PLKP, BPS Aceh, dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Aceh. Kehadiran berbagai unsur ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem vokasi melalui kontribusi nyata dari setiap sektor.
Sebagai salah satu bagian utama acara, akan dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) se-Aceh dengan delapan Kadin kabupaten/kota di Aceh dan enam perusahaan di Aceh.
Penandatanganan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara pendidikan vokasi dan dunia industri secara langsung, menciptakan program-program yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri, serta membuka jalur kerja yang lebih luas bagi lulusan PTV di Aceh.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan standar kompetensi dan kualifikasi yang selaras dengan permintaan pasar tenaga kerja, sehingga mampu menjawab tantangan ketenagakerjaan secara lebih komprehensif.
Lebih dari itu, Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi se-Aceh dan Kadin Aceh sebelumnya telah menyusun dan menyerahkan Policy Paper mengenai Perencanaan Ketenagakerjaan Vokasi dan Inovasi di Aceh kepada Pemerintah Aceh pada 7 Agustus 2024 di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh.
Dokumen ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh serta Strategi Daerah Vokasi dan Ketenagakerjaan untuk periode 2025-2029, sehingga pendidikan vokasi dapat berkembang sejalan dengan kebutuhan dan tantangan ketenagakerjaan di masa depan.
Kolaborasi strategis ini diharapkan mampu memperkuat fondasi pendidikan vokasi di Aceh, membuka lebih banyak peluang kerja bagi generasi muda, serta menjadikan pendidikan vokasi sebagai landasan yang tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi yang penuh tantangan.
Dengan semangat kolaboratif, sinergi ini tidak hanya memperkaya keterampilan generasi muda, tetapi juga meningkatkan daya saing tenaga kerja Aceh di kancah nasional dan internasional, menciptakan Aceh yang mandiri dan unggul dalam ranah ketenagakerjaan dan inovasi.[*]