Beranda / Berita / Aceh / Desa Naga Umbang Kembangkan Olahan Kuliner dari Siput Air Tawar

Desa Naga Umbang Kembangkan Olahan Kuliner dari Siput Air Tawar

Rabu, 11 September 2024 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bidang Studi Pengembangan Desa (BSPD) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar pelatihan pengolahan kuliner berbahan dasar cue. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Desa Naga Umbang di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, menyimpan kekayaan alam yang melimpah, termasuk sumber daya alam berupa siput air tawar atau yang dikenal dengan nama cue.

Melihat potensi besar ini, Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bidang Studi Pengembangan Desa (BSPD) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar pelatihan pengolahan kuliner berbahan dasar cue yang diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat.

Pelatihan ini melibatkan masyarakat Desa Naga Umbang, khususnya kelompok Ibu-Ibu PKK, anak-anak, serta tokoh masyarakat setempat. 

Mereka dilatih untuk mengolah cue menjadi makanan khas desa yang siap dipasarkan, seperti camilan "cue crispy". 

Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan produk kuliner khas yang dapat menarik wisatawan dan menjadi salah satu daya tarik Desa Naga Umbang, yang juga memiliki potensi wisata alam Teupin Balok.

Darwina, narasumber pelatihan yang juga seorang penggerak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari Aceh Besar, menjelaskan bahwa olahan dari cue ini sangat bermanfaat, terutama bagi anak-anak karena tidak menggunakan bahan pengawet, pemanis, maupun perisa buatan.

“Hari ini kita di Desa Naga Umbang mengolah seafood dari cue yang merupakan sumber daya alam di sini menjadi 'cue crispy'. Ini sangat sehat untuk anak-anak karena tanpa pengawet, pemanis, maupun perisa,” ujar Darwina saat diwawancarai oleh media Dialeksis.com, Rabu, 11 September 2024.

Darwina juga berharap, produk olahan ini nantinya dapat memiliki izin dan legalitas, sehingga bisa diterima oleh masyarakat luas dan wisatawan yang berkunjung ke Desa Naga Umbang. 

Dengan branding yang kuat, produk ini diharapkan dapat menjadi oleh-oleh khas yang menarik wisatawan.

“Kami berharap pelatihan ini bisa membuat olahan cue menjadi camilan khas yang dikenal, tidak hanya di Aceh Besar tapi juga bisa bersaing di skala nasional. Dengan dukungan legalitas dan perizinan yang memadai, produk ini dapat menjadi ikon kuliner Desa Naga Umbang,” tambahnya.

Dr. drh. Faisal Jamin, M.Si, selaku pembina Tim PPK Ormawa UKM BSPD, menilai kegiatan ini telah berjalan dengan baik berkat kerja sama yang solid antara masyarakat, mahasiswa, dan universitas. 

Menurutnya, program pendampingan yang dilakukan setiap minggu oleh Tim PPK Ormawa menunjukkan progres yang positif, dan ia optimis bahwa dengan sinergi ini, Desa Naga Umbang bisa menjadi desa wisata yang mandiri.

“Saya melihat peran masyarakat, mahasiswa, dan universitas sangat sinkron dalam memfasilitasi program ini. Desa Naga Umbang, dengan kekayaan alamnya, berpotensi besar untuk berkembang sebagai desa wisata yang kuat. Namun, hal ini perlu didukung oleh energi dari berbagai pihak untuk keberlanjutan program ini,” jelas Faisal.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan universitas terhadap program-program kemasyarakatan seperti ini. 

Faisal mengungkapkan bahwa kegiatan Tim PPK Ormawa ini bahkan telah diakui oleh Universitas Syiah Kuala sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa bisa mendapatkan pengakuan SKS dari kegiatan mereka di lapangan.

Salah satu peserta pelatihan, Bu Nazar, perwakilan Ibu-Ibu PKK Desa Naga Umbang, menyampaikan apresiasinya atas pelatihan ini. 

Ia berharap agar program seperti ini dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak sektor, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan potensi alam yang ada untuk meningkatkan perekonomian desa.

“Kami berencana membentuk kelompok Ibu-Ibu yang berminat untuk melanjutkan pengolahan cue ini. Dengan adanya program ini, kami berharap sumber daya alam di sini bisa dimanfaatkan dengan lebih baik, terutama dalam menunjang sektor pariwisata di Teupin Balok,” ujar Nazar.

Dengan potensi wisata alam yang memukau seperti Teupin Balok, Desa Naga Umbang tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga kuliner khas yang mampu menarik wisatawan. 

Pelatihan ini merupakan langkah awal dalam upaya mengembangkan desa menjadi destinasi wisata yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga menawarkan pengalaman kuliner unik dari hasil olahan sumber daya lokal.

Melalui kerja sama yang erat antara masyarakat, mahasiswa, dan pemangku kepentingan, Desa Naga Umbang memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Aceh Besar. 

"Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi katalis bagi perkembangan ekonomi lokal sekaligus memperkenalkan keunikan kuliner Desa Naga Umbang kepada dunia," pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI