Beranda / Berita / Aceh / Dengan Anggaran Kecil, Pemko Banda Aceh Buktikan Mampu Kejar Target Smart City

Dengan Anggaran Kecil, Pemko Banda Aceh Buktikan Mampu Kejar Target Smart City

Minggu, 12 Desember 2021 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : akhyar
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kota Banda Aceh, Fadhil Ssos. [Foto: Dialeksis/Akh]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh dikabarkan telah selesai memaparkan evaluasi Program Gerakan Menuju 100 Smart City Tahun 2021. Pasca evaluasi, ke depan Pemerintah Kota Banda Aceh akan menargetkan pembangunan “Banda Aceh Command Center.”

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kota Banda Aceh, Fadhil Ssos menjelaskan, Command Center merupakan sistem terpadu yang menyediakan segala informasi dan pusat data sekaligus berintegrasi dengan sejumlah aplikasi dalam satu sistem.

Di dalam Command Center itu direncanakan akan ada operator yang mengelola berbagai aplikasi yang sudah dirancang oleh Pemko Banda Aceh beberapa waktu lalu. sehingga, Output (hasil yang dicapai) dan Outcome (hasil yang terjadi setelah pelaksanaan) dari berbagai aplikasi itu bisa dianalisis.

Bahkan Command Center ini juga akan berintegrasi dengan sistem Android, sehingga masyarakat pada umumnya juga bisa mengakses Command Center tersebut. Masyarakat bisa memperoleh berbagai hal terkait perkembangan data dan informasi Kota Banda Aceh.

“Kita di Kota Banda Aceh sedang berpacu dengan menyesuaikan era transformasi digital. Tantangan kita cukup berat. Karena kita anggaran sedikit. Apalagi saat pandemi, prioritas-prioritas kita banyak untuk penanganan Covid-19,” ujar Fadhil kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Minggu (12/12/2021).

Meski demikian, lanjut Fadhil, dengan niat dan semangat kolaboratif bersama serta menerapkan skema pentahelix (multi pihak), akhirnya Kota Banda Aceh bisa semakin selangkah lebih maju dan mendapat pengakuan dengan diapresiasi berbagai penghargaan. 

“Kita sadar dana kita terbatas, namun dengan semangat dalam memacu target percepatan digital, kita bisa wujudkan kebijakan, yaitu kebijakan yang tidak hanya dirasakan oleh pemerintah saja tapi sampai ke masyarakatnya juga ikut merasakan,” ungkap Fadhil. 

Kepala Diskominfotik Kota Banda Aceh itu mengabarkan, Senin (13/12/2021) besok, Walikota Banda Aceh akan meresmikan Wifi Corner gratis di Pasar Mahirah. Pemasangan ini, jelas dia, merupakan wujud kolaborasi pentahelix pemerintah dengan perusahaan. Bantuan Wifi ini diberikan oleh PT AcehLink Media sebagai wujud dari dukungan perusahaan terhadap Smart City di Kota Banda Aceh.

“Wifi corner ini kecepatan aksesnya tinggi dan itu gratis selama satu tahun. Artinya, Smart City kita responsnya pentahelix, yaitu kolaboratif dengan dunia usaha atau pihak pengembang. Jadi istilahnya pentahelix lah kekuatan kita dalam bertransformasi digital dan mewujudkan Smart City dengan kerja sama,” ucapnya.

Adapun soal Banda Aceh terima banyak penghargaan untuk tahun 2021 ini, Fadhil menegaskan, penghargaan tersebut merupakan bentuk pengakuan dari kerja keras jajaran Pemko Banda Aceh selama ini.

Soalnya, kata dia, anggaran untuk Kota Banda Aceh tergolong minim. Namun dengan manajemen yang terkontrol baik, Kota Banda Aceh berhasil membuktikan kerja-kerja serius yang berdampak besar bagi masyarakat, bukan kerja pencitraan, politisasi maupun narasi kosong.

“Dari saya (Kadiskominfotik Banda Aceh), kepala daerah, jajaran pejabat lainnya, dengan dana terbatas ini kami sangat menghindari korupsi, kmai juga menghindari pembohongan publik. Kerja kita nyata, bukan pencitraan, kita bersungguh-sungguh. Komunikatif yang kita bangun itu bisa dirasakan dampaknya, bukan pencitraan, politisasi, atau pun narasi doang,” pungkasnya. 

Apa Itu Pentahelix dan Bagaimana Kota Banda Aceh Menuju Smart City?

Pentahelix merupakan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat dan media massa dalam berkolaborasi bersama untuk mewujudkan Smart City di Kota Banda Aceh.

Perlu diketahui, di Indonesia belum ada satupun Kabupaten/Kota yang sudah menjadi Smart City. Bahkan, Bandung sekalipun juga sedang menuju Smart City. Setiap kabupaten/kota di Indonesia memiliki strategi percepatan yang berbeda-beda. 

Sementara percepatan Smart City di Kota Banda Aceh menggunakan langkah enam dimensi. Berikut langkah-langkahnya: 

1. Smart Governance

Smart Governance ini memiliki misi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, partisipatif dan komunikatif. Adapun area kerjanya yaitu pada layanan publik dan tata kelola pemerintahan, manajemen birokrasi, indeks SPBE, kinerja ASN, dan kebijakan publik

Sementara beberapa perkembangan pada Smart Governance adalah implementasi tandatangan digital, kemudian open data Banda Aceh per tahap dan tahun 2021 sudah ke semua SKPK melalui laman data.bandaacehkota.go.id.

2. Smart Branding

Smart Branding adalah mewujudkan Kota Banda Aceh untuk berinovasi dengan menguatkan identitas Kota Banda Aceh menjadi pusat wisata islami dunia yang cerdas dan berbudaya. Area kerja ini yaitu penampilan wajah kota, bisnis, perkembangan ekonomi kreatif, serta ekosistem pariwisata.

Beberapa perkembangan pada Smart Branding yaitu pelaksanaan event di Kota Banda Aceh yang terdiri dari event young enterpreneur dan penobatan Agam Inong Banda Aceh secara virtual serta menggalakkan beberapa event secara virtual. Kemudian, pembenahan sarana dan prasarana. Perkembangan ini dibuktikan dengan pembangunan wisata dermaga dengan dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh pada tahun 2021.

3. Smart Economy

Yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan mewujudkan penataan di sektor industri dan ekonomi syariah. Area kerja pada transaksi, penguatan tatanan ekonomi syariah, peningkatan kesejahteraan, industri dan industri pendukung.

Adapun perkembangan pada Smart Economy yaitu transaksi pembayaran UMKM berbasis digital, penyaluran bantuan TIK dan workshop, serta bantuan jaringan internet dan Wifi Corner Aceh Link untuk Pasar Mahirah dalam rangka transaksi elektronik.

4. Smart Living

Mewujudkan ekosistem perkotaan yang maju dengan sarana dan prasarana publik yang berkualitas dan terintegrasi dengan masyarakat yang sehat, toleran serta memiliki rasa kebersamaan yang kuat, dengan area kerja yaitu kesehatan, harmoni dan mobilitas.

Perkembangan pada Smart Living yaitu program gampong sehat dan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), penataan kawasan kumuh, taman kota, transportasi berbasis evakuasi bencana, digital parkir dan SIMTARU.

5. Smart Society

Untuk mewujudkan masyarakat yang kreatif, berdaya saing dan mampu menjaga keamanan lingkungannya, dengan area kerja yaitu interaksi sosial masyarakat, peningkatan literasi masyarakat, serta meningkatkan layanan mitigasi dan kemanan.

Adapun beberapa perkembangan Smart Society adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online tahun 2021, Sinan Sikula yaitu sistem informasi pelayanan sekolah yang menjembatani antara pihak sekolah dengan wali murid, pembekalan Kelompok Informasi Gampong (KIP), serta ATCS.

6. Smart Environment

Mewujudkan Kota Banda Aceh menjadi kota yang ramah lingkungan, hijau, bersih, tangguh, dan berkelanjutan. Area kerja ini terdiri dari proteksi terhadap lingkungan, tata kelola persampahan, dan tata kelola energy yang ramah.

Perkembangan Smart Environmet ialah Ruang Terbuka Hijau 14,33 persen (20% publik dan 10% private), kemudian peningkatan Bank Sampah, serta energi terbarukan. [Akh]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda