kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Demi Jaga Netralitas, Abu Sibreh Tak Mau Komentari Soal Partai Politik di Aceh

Demi Jaga Netralitas, Abu Sibreh Tak Mau Komentari Soal Partai Politik di Aceh

Sabtu, 27 November 2021 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

 Tgk H Faisal Ali. [Foto: IST] 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Demi jaga netralitas, Tgk H Faisal Ali nyatakan sikap tak mau mengomentari secara spesifik partai politik mana pun di Aceh.

Penegasan ini disampaikannya menjawab isu pembentukan partai lokal baru yang bernama Partai Aceh Sejahtera (PAS) atau Partai Adil Sejahtera (PAS).

Dikabarkan, Partai PAS ini merupakan besutan dari sejumlah ulama dayah. Kabarnya juga, pengdeklarasian partai PAS itu akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Jangan ditanya ke saya kalau soal partai. Saya kan di Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), saya harus netral. Tidak boleh masuk ke ranah politik," kata Lem Faisal sapaan akrabnnya itu kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Sabtu (27/11/2021).

Kemudian, Lem Faisal juga menepis tudingan jika rencana pembentukan partai lokal PAS ini buah dari pertemuan silaturahmi 400 ulama se-Aceh kemarin.

"Hasil keputusan silaturahim ulama kita kemarin, lebih condong kepada rekomendasi. Rekomendasi yang bersifat umum dalam memberi dukungan kepada siapapun untuk perbaikan politik," ujar Abu Sibreh itu.

Walau demikian, Lem Faisal juga tak menafikan bahwa di acara silaturahmi 400 ulama se-Aceh itu sempat muncul usulan pembentukan sebuah partai baru.

Namun, tegasnya, konsep silaturahmi ulama kemarin, keputusan akhirnya hanya seputaran rekomendasi perbaikan politik saja. Sedangkan untuk dinamika pendirian partai lokal baru adalah konsep di luar dari acara 400 ulama se-Aceh kemarin.

"Bukan nggak ada, ada. Setiap musyawarah kan muncul banyak hal. Tetapi yang menjadi keputusan kemarin kan rekomendasinya. Kalau ada isu pembentukan partai yang lain, tentu di luar dari silaturahim kita. Kalau pun ke depan muncul partai baru besutan ulama, bukanlah buah dari pertemuan 400 ulama se-Aceh kemarin," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda