DIALEKSIS.COM | Aceh - Razami Dek Cut, kawan dekat Teungku H. Aiyub bin Abbas, S.I.P. atau yang akrab disapa Abuwa, angkat bicara menyikapi pengangkatan sosok tersebut sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Aceh. Dalam testimoni di laman Facebook pribadinya (14/04/2025, pukul: 20: 25) termonitor redaksi Dialeksis, Razami menyatakan dirinya tak berwenang menilai sah atau tidaknya proses pengangkatan itu, namun mengurai sejumlah catatan sejarah panjang tentang sepak terjang Abuwa di kancah politik Aceh.
“Saya tidak berhak menilai sah atau tidaknya pengangkatan ini. Namun, saya mengenal Abuwa sejak 27 tahun lalu, ketika ia menjabat sebagai Kapolda GAM wilayah Pidie. Saat itu, pertanyaan tentang siapa yang memberi jabatan atau melantiknya adalah hal yang tabu,” ujar Razami, mengisahkan masa-masa awal perkenalannya dengan Abuwa.
Dia menegaskan, Abuwa merupakan figur yang dekat dengan Wali Tgk. Hasan Muhammad di Tiro, tokoh sentral Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Pasca perdamaian Helsinki 2005, Abuwa bahkan disebut termasuk orang yang menyambut kepulangan Teungku Malik Mahmud Al Haythar, mantan Perdana Menteri GAM, di Bandara Polonia Medan.
“Dia berada di tangga pesawat saat itu, menyambut kembalinya Malik Mahmud dari pengasingan,” imbuhnya.
Razami mengaku pernah berseteru dengan Abuwa secara politik saat keduanya aktif di Pidie Jaya. Ketika Abuwa maju sebagai calon bupati pada masa pemerintahan Drs. Gade Salam (2009 - 2014), Razami yang saat itu menjadi kader PPP menjadi penentang paling keras. Namun, konflik tersebut berhasil didamaikan oleh almarhum H. Kamaruddin Abubakar (Abu Razak).
“Selepas itu, saya tak pernah bertemu lagi dengannya, bahkan tak memiliki nomor teleponnya,” katanya.
Hubungan mereka kembali terjalin saat Abuwa memutuskan maju sebagai calon bupati Pidie Jaya melalui Partai Aceh. Menurut Razami, Abuwa mengirim orang dekatnya, Bang Baka, untuk menyampaikan niat tersebut.
“Proses Pilkada berjalan damai, dan Abuwa terpilih, bahkan dipercaya dua periode oleh rakyat Pidie Jaya,” ujarnya.
Setelah mengundurkan diri dari jabatan bupati pada akhir periode kedua, Abuwa memilih kembali ke parlemen dengan menjadi calon legislatif (caleg) DPRA dari Partai Aceh. Kini, langkah politiknya kembali menanjak setelah Partai Aceh menunjuknya sebagai Sekjen.
Yang menarik, Abuwa disebut merespons amanah ini dengan mengucap kalimat Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). Meski tak menjelaskan konteks kalimat tersebut, Razami menilai hal itu mungkin mencerminkan keseriusan Abuwa dalam menjalankan tanggung jawab barunya.
“Selamat bertugas Abuwa Aiyub. Rakyat Aceh, khususnya Pidie Jaya, telah melihat dedikasinya. Kini, tantangannya adalah membawa Partai Aceh tetap relevan di tengah dinamika politik nasional,” pungkas Razami.