kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Dataran Tinggi Gayo Layak Jadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

Dataran Tinggi Gayo Layak Jadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

Selasa, 20 Agustus 2019 17:29 WIB

Font: Ukuran: - +

Penampilan tari saman pada Festival Saman 2019. [FOTO: IST]

DIALEKSIS.COM | Blangkeujeren - Dataran Tinggi Gayo yang mencakupi tiga daerah Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues dinilai layak ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Aceh. 

Hal itu disampaikan Bupati Gayo Lues Amru di sela-sela pembukaan Festival Saman 2019 di Lapangan Seribu Bukit Gayo Lues, Senin (19/8/2019) malam.  

"Kita berharap Dataran Tinggi Gayo ini bisa ditetapkan menjadi kawasan strategis pariwisata nasional," katanya dalam keterangan resmi festival itu yang diterima Dialeksis.com, Selasa (20/8/2019).

Usulan Bupati Gayo Lues itu tak terlepas dari keragaman potensi budaya dan wisata di Dataran Tinggi Gayo. Terutama banyaknya event kebudayaan dan pariwisata yang digelar setiap tahun di tiga daerah di Dataran Tinggi Gayo.

Amru misalnya menyebutkan, pelaksanaan Festival Saman 2019 merupakan rentetan event yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Pada 2017, di Stadion Seribu Bukit, berlangsung pemecahan Rekor MURI 10.001 penari saman yang justru diikuti oleh 12.267 penari.

Berikutnya digelar Gayo Alas Mountain International Festival (Gamifest) tahun 2018 yang juga mengangkat tari saman, dengan penampilan 15.000 penari saman. Tahun ini kembali digaungkan tarian saman dalam Festival Saman 2019.

Amru mengatakan Festival Saman merupakan tindak lanjut dari Gayo Alas Mountain International Festival (Gamifest) tahun 2018 lalu. "Kegiatan ini merupakan Aceh top event yang masuk dalam 100 kegiatan pariwisata nasional," katanya.

Bupati Gayo Lues, Amru (depan). [FOTO: IST]

Selain didukung penuh Pemerintah Aceh, kata dia, kegiatan Saman Festival juga didukung Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Amru mengatakan tujuan kegiatan itu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas seni Gayo. Usai Gamifest 2018, Amru juga sempat mengatakan kepada media lokal, pagelaran festival seperti Gamifest merupakan upaya strategis untuk mempercepat usaha pembangunan di empat wilayah tengah di Aceh, yaitu Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara yang biasa disebut kabupaten serumpun

Isu strategis itu juga menyahuti keinginan Presiden Republik Indonesia Jokowi untuk "membangun Menara Indonesia dari pinggiran".

Daerah pinggiran bukan saja dari pedesaan, akan tetapi jauh dari Pusat pemerintahan di Jakarta, yaitu seperti daerah pedalaman Aceh yang mencakupi empat daerah Kabupaten Serumpun tersebut .

Amru saat itu juga mengatakan, kegiatan Gamifest dan Indonesiana akan terus berlangsung setiap tahun.

Sementara itu, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang membuka Festival Saman di Lapangan Seribu Bukit Gayo Lues, Senin (19/8/2019) malam, mengatakan tari saman salah satu warisan budaya takbenda milik dunia yang harus terus dilestarikan dan dipromosikan.

"Sebagai khasanah budaya, saman wajib kita lestarikan. Kerja keras melestarikan saman adalah bagian dari upaya kita memajukan kesenian di Aceh," kata Nova.

Ia menyebutkan, kebudayaan bisa menjadi salah cara meraih kejayaan. Sejak UNESCO mengakui saman sebagai warisan tak benda pada 2011 lalu, pemerintah terus gencar melakukan kampanye atau promosi saman hingga mancanegara.

Festival Saman yang semula dilaksanakan dalam kegiatan Gayo Mountain International Festival (Gamifest) bahkan dijadikan Kementerian Pariwisata RI sebagai salah satu dari 100 top event nasional.

Nova berharap festival tahunan itu bisa berdampak domino pada kunjungan wisatawan.

Adapun Kepala Museum Nasional Iswanto mengatakan, bagi masyarakat Gayo Lues, Saman barangkali menjadi marwah kehidupan di mana silaturahmi tumbuh dalam diri para penari saman.

Namun sebagai aktivitas kebudayaan yang keseniannya telah diakui dunia, kata dia, sudah saatnya penyebaran pengetahuan empiris tentang saman harus disampaikan agar bunyi Saman bisa terdengar hingga ke seluruh dunia.

"Tugas kita memastikan ekosistem saman tetap hidup di tengah masyarakat. Jika Saman mau dimiliki dunia, ayo sebarkan pengetahuan empiris tentang saman," ujar Iswanto.(me/dbs)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda