Rabu, 16 April 2025
Beranda / Berita / Aceh / "DarahTanyoe", Inovasi Mahasiswa FMIPA USK Raih Juara 2 Nasional di Sandbox 2.0 ITB

"DarahTanyoe", Inovasi Mahasiswa FMIPA USK Raih Juara 2 Nasional di Sandbox 2.0 ITB

Minggu, 13 April 2025 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Lima mahasiswa lintas program studi: Glenn Hakim (Informatika) sebagai ketua tim, bersama empat rekannya yaitu Muhammad Bintang Indra Hidayat, Muhammad Habil Aswad, Ahmad Syah Ramadhan (ketiganya dari Informatika), dan Musliadi dari program studi Statistika, menciptakan sebuah platform yang dinamai “DarahTanyoe” sebuah inovasi yang mengusung sistem distribusi darah yang lebih efisien, terintegrasi, dan responsif. [Foto: dok. USK]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ada satu hal yang tak pernah gagal memikat perhatian dalam dunia pendidikan tinggi: ketika mahasiswa mampu menjawab persoalan nyata masyarakat dengan solusi cerdas berbasis teknologi. Inilah yang ditunjukkan oleh tim mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (USK), yang sukses meraih Juara 2 dalam kompetisi nasional Sandbox 2.0, kategori Hack4Health, yang diselenggarakan oleh IEEE ITB Student Branch.

Tim ini terdiri dari lima mahasiswa lintas program studi: Glenn Hakim (Informatika) sebagai ketua tim, bersama empat rekannya yaitu Muhammad Bintang Indra Hidayat, Muhammad Habil Aswad, Ahmad Syah Ramadhan (ketiganya dari Informatika), dan Musliadi dari program studi Statistika. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian sosial yang tinggi, mereka menciptakan sebuah platform yang dinamai “DarahTanyoe” sebuah inovasi yang mengusung sistem distribusi darah yang lebih efisien, terintegrasi, dan responsif.

Dari Ide Hingga MVP: Perjalanan Panjang Menuju Inovasi

Kompetisi Sandbox 2.0 bukanlah ajang biasa. Diselenggarakan dalam dua sesi yakni sesi Bi-weekly yang dilaksanakan secara daring selama lebih dari satu bulan, dan sesi final atau Hackday yang digelar secara luring di GSG Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), kompetisi ini menantang peserta untuk berpikir kritis dan membangun solusi nyata dari nol.

Sesi Bi-weekly berlangsung dari tanggal 11 Februari hingga 22 Maret 2025, dan terbagi dalam tiga tahap. Pada setiap tahap, peserta diberikan tantangan yang berbeda, mulai dari pengembangan ide awal, desain antarmuka, hingga membentuk Minimum Viable Product (MVP) atau produk awal yang sudah bisa diuji. Selama proses ini, tim FMIPA USK mendapatkan bimbingan intensif dari mentor-mentor profesional di bidang teknologi dan kesehatan masyarakat.

Dalam setiap sesi, inovasi “DarahTanyoe” terus diasah. Platform ini dirancang untuk mengatasi tantangan klasik dalam proses pendonoran darah yaitu sulitnya menemukan pendonor dalam waktu kritis, serta tidak meratanya distribusi darah di berbagai wilayah. “DarahTanyoe” hadir sebagai ekosistem digital yang mampu menghubungkan secara real-time antara pendonor, penerima, rumah sakit, hingga mitra penting seperti Palang Merah Indonesia (PMI).

20 Jam Non-stop di Hackday: Tantangan Puncak yang Menguji Segalanya

Setelah lolos dari sesi daring, tim FMIPA USK terbang ke Bandung untuk mengikuti Hackday, sesi final yang berlangsung selama dua hari, tepatnya pada tanggal 11-12 April 2025. Di sinilah para finalis ditantang untuk mengembangkan versi akhir dari proyek mereka selama 20 jam tanpa henti, sebelum akhirnya mempresentasikannya di hadapan dewan juri.

Bertempat di ruang GSG Salman ITB, atmosfer kompetisi terasa intens dan penuh semangat. Di balik meja kerja yang dipenuhi laptop, papan sketsa, dan cangkir kopi, tim-tim dari berbagai universitas ternama di Indonesia bekerja keras untuk menyempurnakan inovasi masing-masing. Namun tim dari USK menunjukkan kerja sama yang solid dan pemahaman mendalam atas isu yang mereka angkat.

Presentasi akhir tim FMIPA USK menuai pujian dari dewan juri. Bukan hanya karena kecanggihan teknologi yang ditawarkan, tapi juga karena kepekaan sosial serta kepraktisan solusi yang diajukan. “DarahTanyoe” dianggap sebagai platform yang siap diimplementasikan dan berpotensi memberikan dampak luas terhadap sistem pendonoran darah nasional.

Atas pencapaian tersebut, Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan menyampaikan apresiasi tinggi kepada tim mahasiswa FMIPA yang telah mengharumkan nama kampus di tingkat nasional. Ia berharap prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa USK untuk berani berkarya dan menjawab tantangan masyarakat melalui inovasi.

“Rektor melalui para dekan di masing-masing fakultas mengharapkan agar kegiatan-kegiatan seperti ini difasilitasi secara maksimal. Mahasiswa harus dibimbing secara teknis agar mereka benar-benar siap berkompetisi dan menang,” ujarnya.

Rektor juga menekankan pentingnya kolaborasi antara dosen, fakultas, dan unit penunjang agar inovasi mahasiswa terus berkembang dan siap tampil di ajang nasional maupun internasional.

Keberhasilan ini mendapatkan sambutan hangat dari pimpinan fakultas. Dekan FMIPA-USK, Prof. Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si, M.Tech, menyampaikan bahwa prestasi ini menjadi sumber kebanggaan, bukan hanya untuk FMIPA, tetapi juga bagi Universitas Syiah Kuala secara keseluruhan.

“Prestasi ini adalah hal yang sangat membanggakan, baik bagi FMIPA maupun USK. Ini bukti bahwa mahasiswa kita mampu bersaing di tingkat nasional. Yang penting adalah bagaimana kita membina dan mempersiapkan mereka dengan baik. Semua mahasiswa punya potensi besar untuk berprestasi jika diberikan ruang dan dukungan yang memadai,” ujar Prof. Taufik.

Ia juga menekankan pentingnya membangun ekosistem inovasi di lingkungan kampus agar lebih banyak lagi talenta muda bermunculan dan berani unjuk gigi di panggung nasional maupun internasional.

Bukan Sekadar Menang: Mewakili Semangat Inovasi dari Aceh

Bagi Glenn dan rekan-rekannya, kemenangan ini menjadi pembuktian bahwa mahasiswa Aceh, khususnya dari FMIPA USK, mampu bersaing dan memberikan kontribusi nyata di tingkat nasional. Inovasi yang mereka hasilkan bukan sekadar tugas kuliah, tapi lahir dari kepedulian terhadap masalah kesehatan masyarakat yang kerap terabaikan.

“Kami ingin membuktikan bahwa dari Aceh pun bisa lahir inovasi yang berdampak. Semoga ‘DarahTanyoe’ menjadi awal dari banyak gerakan kebaikan yang akan datang,” ujar Glenn Hakim, mewakili timnya.

Inspirasi untuk Mahasiswa Lainnya

Prestasi ini menjadi pengingat bahwa inovasi besar sering kali lahir dari keberanian untuk peduli dan bertindak. Tim FMIPA USK telah menunjukkan bahwa dengan kolaborasi lintas disiplin, bimbingan yang tepat, dan semangat pantang menyerah, mahasiswa bisa menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi banyak orang.

Inovasi yang dihadirkan melalui platform DarahTanyoe mencerminkan kontribusi nyata terhadap SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) dan SDG 17 (Partnerships for the Goals). Melalui pengembangan aplikasi digital dan sistem informasi kesehatan, tim mahasiswa FMIPA USK telah membangun sebuah infrastruktur inovatif dalam sektor medis. Ini merupakan contoh pemanfaatan teknologi yang tidak hanya canggih secara teknis, tetapi juga dirancang untuk menjawab permasalahan sosial secara berkelanjutan. 

Lebih dari itu, keberhasilan platform ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor, di mana keterlibatan rumah sakit, PMI, dan mitra strategis lainnya menjadi elemen kunci dalam membentuk ekosistem layanan kesehatan yang tanggap dan inklusif. Sinergi ini mencerminkan semangat kemitraan global yang esensial dalam mewujudkan solusi berkelanjutan dan berdampak luas.

Semoga kisah ini dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berkarya, menjawab tantangan zaman, dan menunjukkan bahwa dari ruang-ruang kampus, lahir solusi untuk masa depan.[*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dora
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar