kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Dampak Covid-19, Pedagang Emas Alami Penurunan Hingga 75% Penjualan

Dampak Covid-19, Pedagang Emas Alami Penurunan Hingga 75% Penjualan

Selasa, 20 Juli 2021 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : hakim

Pedagang emas kecil-kecilan banjaran depan Masjid Raya Baiturrahman kota Banda Aceh, Haji Zaini (66). [Foto: HAK]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pedagang Emas alami penurunan penjualan hingga 75%. Hal ini disebabkan oleh terjepitnya ekonomi masyarakat sekitar.

Haji Zaini (66), pedagang emas kecil-kecilan banjaran depan Masjid Raya Baiturrahman kota Banda Aceh yang memulai usahanya dari tahun 1975, mengatakan, merosotnya minat pembeli masyarakat akibat perputaran ekonomi dimasyarakat yang terbilang anjlok disebabkan pandemi Covid-19.

“Tahun ini penjualan terbilang paling parah, meugang ini satu gram emas pun tak terjual ditoko saya, biasanya seperti hari ini, pedagang daging sapi selesai berjualan dating kemari untuk membeli emas kepada anak dan istrinya,” ujar H. Zaini kepada Dialeksis.com saat di temui di tokonya. Senin (19/07/2021).

Lanjutnya, H. Zaini menyebutkan di tahun ini, kebanyakan pelanggang datang ke toko bukan untuk berbelanja melaikan menjual emas nya akibat terdesaknya faktor kebutuhan masyarakat.

“Tahun ini, kebanyakan pelanggan datang untuk jual kembali emas yang ada, mereka jual karena kebutuhan mereka tak tercukupi, apalagi ini lebaran tentu banyak pengeluaran. Bisa kita lihat lah pedagang kaki lima juga alami hal yang sama, mereka jauh-jauh untuk berjualan, namun lebaran seperti ini saja mereka sepi pembeli,” ucap nya.

Ia juga menambahkan, sudah menjadi budaya masyarakat Aceh membeli emas alat ganti menyimpan uang.

“Biasanya, sebelum pandemi banyak masyarakat membeli emas untuk disimpan atau kata keren sekarang investasi, begitu kira-kira cukup tabungannya, nanti baru dijual lagi untuk beli keperluan, seperti motor, tanah atau apalah lumrahnya,” tutur Zaini.

Sementara itu, Fajri (45) penjual emas toko Fajar, mengatakan, penjualan merosot akibat pengaruh dari rendahnya resapan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2021.

Pasalnya, rendahnya resapan dana APBA menyebabkan banyak Proyek-proyek tak berjalan sehingga kesejahteraan ekonomi di masyarakat kian meprihatikan.

“Banyak proyek dan program yang dananya dari APBA itu kebanyakan macet, nah, proyek ini sangat penting untuk perputaran ekonomi, bayangkan jika semua kontraktor lancar kerjaan, pastinya banyak masyarakat tertolong ekonominya,” katanya.

Fajri berharap kepada pemerintah Aceh untuk membantu rakyat kecil dan juga mencari solusi untuk menstabilkan perekonomian masyarakat yang sedang terpuruk ini. [HAK]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda