kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Covid-19 Tak Bedakan Jenis Kelamin, Kasus Baru 18 Orang di Aceh

Covid-19 Tak Bedakan Jenis Kelamin, Kasus Baru 18 Orang di Aceh

Minggu, 24 Januari 2021 22:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Virus penyebab Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) relatif tidak membedakan laki-laki dan perempuan di Aceh. Data Pusdatin Kemenkes RI yang dirilis pada laman covid19.go.id menunjukkan, virus corona telah menginfeksi 9.129 orang, yakni laki-laki 49,1% dan perempuan 50,9%.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani kepada awak media massa di Banda Aceh, Minggu (24/1/2021).

“Selisih angka sekitar 1,8% saja antara laki-laki dan perempuan,” kata pria yang akrab disapa SAG itu.

Ia menjelaskan, meski laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang relatif sama terinfeksi virus corona, namun dampak Covid-19 bagi kesehatan dan kematiannya berbeda. Angka kesembuhan perempuan lebih tinggi dengan risiko meninggal dunia yang lebih rendah, katanya.

Berdasarkan sumber data yang sama, lanjut SAG, yakni data Pusdatin Kemenkes RI per 23 Januari 2021, dari 9.129 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh, laki-laki yang sembuh sekitar 48% dan perempuan 52%. Kemudian, dari 374 kasus meninggal dunia Pusdatin mencatat 377 kasus“di Aceh, laki-laki yang meninggal dunia 63,3% dan perempuan 36,7%.

“Bila sudah terlanjur terkena Covid-19, risiko meninggal dunia bagi laki-laki ternyata lebih tinggi dari pada kaum perempuan,” simpul SAG.

Fenomena ini tampaknya ada kaitannya dengan faktor usia, tuturnya. Dari 374 kasus meningal dunia akibat atau dengan Covid-19 di Aceh, sekitar 44,7% kelompok umur 60 tahun ke atas, kelompok umur 46-59 tahun sekitar 37,5%, kelompok umur 31-45 tahun sekitar 12,5%, dan selebihnya kelompok umur 30 tahun ke bawah, urai SAG.

Selanjutnya SAG mengatakan, meski risiko terjangkit Covid-19 relatif sama antara laki-laki dan perempuan, namun keluarga yang memiliki orang tua di rumahnya sama-sekali tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan. Selain menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan dengan sabun, sebelum menemui orang tua di rumah.

“Orang tua umumnya sudah memiliki penyakit penyerta dan sangat berisiko bila terinfeksi virus corona,” ujar SAG.

Kasus Kumulatif

Selanjutnya, seperti biasa, Juru Bicara Pemerintah Aceh itu melaporkan kasus kumulatif Covid-19, sejak kasus pertama diumumkan, 27 Maret 2020 silam. Kasus terkonfirmasi positif bertambah lagi sebanyak 18 orang, sehingga secara akumulasi kasus Covid-19 Aceh sudah mencapai 9.144 orang. Penderita yang dirawat saat ini 1.017 orang, sudah sembuh sebanyak 7.753 orang, dan 374 orang meninggal dunia.

Kasus baru positif Covid-19 yang 18 orang tersebut meliputi warga Kota Lhokseumawe delapan orang, dan warga Kota Banda Aceh tujuh orang. Tiga orang lagi masing-masing satu orang warga Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tengah, dan warga Kabupaten Aceh Utara.

“Alhamdulillah, tidak ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir,” ujar SAG.

Lebih lanjut, Jubir SAG mengatakan, kasus-kasus probable di Aceh secara akumulasi saat ini sebanyak 651 orang. Dari jumlah kasus probable tersebut, 20 orang dalam penanganan tim medis (isolasi RS), 571 sudah selesai isolasi, dan 60 orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah kasus suspek di seluruh Aceh hari ini telah mencapai 6.272 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.102 orang sudah selesai masa isolasi, 108 orang dalam proses isolasi di rumah, dan 62 orang isolasi di rumah sakit.[]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda