Cintai Produk Lokal, Pengusaha Aceh Tampung Produk SMK
Font: Ukuran: - +
Pengusaha Aceh Tampung Produk SMK atau produk lokal Aceh. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Belum banyak pelaku usaha yang kepincut dengan produk lokal, apalagi jika produk tersebut belum begitu dikenal dan diminati oleh masyarakat luas. Alhasil membutuhkan usaha kreatif dan kerja keras untuk memasarkannya.
Dari rilis yang didapat oleh Dialeksis.com, Jumat (20/08/2021), berbeda dengan Nahrawi Nurdin, pengusaha yang dikenal Awi D`Energy mengaku sudah lama memberi perhatian khusus untuk pengembangan produk-produk lokal, terutama produk yang dihasilkan oleh sekolah vokasi di Aceh.
Awi mengatakan siap untuk menampung semua jenis produk lokal berupa makanan dan minuman yang dihasilkan SMK untuk ditempatkan di Outlet Café D`Energi miliknya.
“Kita siap menampung semua produk SMK seluruh Aceh. Ini nanti akan kita lakukan MoU untuk jenis makanan dan minuman yang akan ditampung di D`Energy Coffee,” katanya saat menghadiri Bazar Produk SMK/SMA Banda Aceh dan Aceh Besar di halaman Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Jumat, (20/8/2021).
Ia bertekad akan melakukan berbagai cara untuk memasarkan produk lokal. Salah satunya dengan memberikan subsidi agar harganya terjangkau dan bisa bersaing dengan produk luar. Menurutnya, kualitas produk lokal juga tidak kalah saing dengan produk luar.
“Kita akan buat dua jenis makanan khususnya organik dan non organik. Jika pun nanti ada yang bilang harga organik mahal maka kita bisa subsidi sehingga harganya terjangkau,” ungkapnya.
Begitupun agar masyarakat teredukasi terhadap makanan organik, pihaknya nanti akan mensosialisasi proses penanaman hingga tahap produksi terhadap produk organik melalui media visual.
“Di situ kemudian kita akan tampilkan proses penanaman, proses panen, kita buat slide di TV sehingga masyarakat paham bahwa ini adalah organik,” jelasnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri, MM mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi atas ketertarikan pengusaha Aceh pada produk-produk lokal yang dihasilkan siswa-siswi SMK di Aceh.
Alhudri berharap agar hal-hal seperti ini harus terus berlanjut sehingga kreativitas dan produktivitas anak-anak SMK bernilai dan laku di pasar.
Begitupun kepada para Cabang Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri meminta untuk terus mempromosi dan mempublikasi hasil karya siswa-siswi sekolah vokasi, sehingga menarik minat masyarakat untuk membelinya.
“Ini contoh D`energy yang sudah mau membeli produk dari SMK, ini tentunya luar biasa. Kita berharap akan muncul nanti D`Energy-D`Energy lainnya,” kata Alhudri.
Alhudri menuturkan, Dinas Pendidikan Aceh akan terus mendukung sekolah vokasi di Aceh agar siswa-siswi menghasilkan inovasi dan kreatifitas yang bernilai sehingga bisa menciptakan lapangan kerja dan dapat bersaing di dunia industri.
Jika pun tidak di perusahaan mereka bisa membuka home industri karena sudah memiliki kreativitas, jika ini bisa dilakukan dengan baik maka peningkatan kesejahteraan Aceh akan lebih baik.
“Karena itu saya selalu mengatakan, anak-anak kita ibarat mutiara, ibarat intan yang belum terasah, kalau dia sudah terasah maka dia akan menjadi berlian yang cukup mahal harganya, karena itu jangan sepotong-sepotong harus bersama-sama kita bangkit, jika tidak akan susah, pengusahanya, pemerintahnya, legislatifnya. Insya Allah jika hal ini terwujud Aceh akan bisa maju.” tutur Alhudri.
Peran IDUKA Sangat Dibutuhkan
Sementara Kepala Bidang Pembinaan SMK, Azizah, S.Pd.,M.Pd mengatakan pembelajaran akan terwujud bila IDUKA (Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja) bisa dan mau bekerja sama dengan SMK, mulai dari merencanakan pembelajaran bersama, seperti menyusun kurikulum sesuai kebutuhan pembelajaran, menjadi guru tamu, menerima magang, hingga menciptakan lulusan yang handal.
Karena hakikat pembelajaran SMK bertujuan menghasilkan lulusan yang terserap didunia kerja dan siap berwirausaha dengan keahlian yang dimilikinya.
“Pembelajaran di SMK harus menghasilkan produk dan jasa, maka kehadiran industri sangat diharapkan untuk mendapatkan produk dan jasa yang berstandar dunia kerja atau kebutuhan masyarakat,” tutur Azizah. (*)