Cekfakta Tingkatkan Kapasitas Jurnalis Lawan Hoax Pilkada di Banda Aceh
Font: Ukuran: - +
Cekfakta menggandeng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh menggelar training Melawan Gangguan Informasi Pilkada 2024. Kegiatan itu digelar di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Sabtu, 31 Agustus hingga Minggu 1 September 2024. Foto: dok AJI Banda Aceh
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Cekfakta menggandeng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh menggelar training Melawan Gangguan Informasi Pilkada 2024. Kegiatan itu digelar di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Sabtu, 31 Agustus hingga Minggu 1 September 2024.
Ketua AJI Banda Aceh Reza Munawir mengatakan, pelaksanaan Pilkada serentak 2024 di Aceh berpotensi dibayang-bayangi penyebaran informasi hoax. Maka dari itu, peningkatan kapasitas jurnalis menjadi perhatian khusus AJI untuk memahami lebih baik dalam peliputan berita.
“Ini menjadi bagian dari upaya Cekfakta dan AJI meningkatkan kapasitas jurnalis dan pemeriksa fakta dalam menghadapi pilkada 2024,” kata Reza Munawir.
Dia mengatakan, peserta yang ikut dalam kegiatan ini akan bergabung dengan Koalisi Kawai Haba Demokrasi Aceh yang sudah dibentuk pada 3 Agustus lalu. Sehingga, ini menjadi kekuatan tambahan dalam mengawasi Pilkada nanti. Adapun Koalisi Kawai Haba ini merupakan koalisi yang diinisiasi Cekfakta.com.
“Harapannya tentu agar sama-sama memahami potensi dan melawan mis-disinformasi Pilkada 2024,” katanya.
Sementara itu, Editor Kompas.com, Heru Margianto yang merupakan trainer kegiatan ini memaparkan selama ini motif penyebaran hoax di Indonesia menyerang individu atau kandidat tertentu, menyerang partai politik, menyerang penyelenggara pemilu untuk mempengaruhi legitimasi penyelenggara pemilu, mengubah opini atau persepsi pemilu, serta memecah belah masyarakat.
Maka dari itu, kata Heru, media disarankan untuk berkolaborasi, memastikan kuatnya standar etika di semua media, melakukan debunk secara aktif terhadap semua sumber dan koran.
"Berperan dalam melakukan literasi dan mengingatkan masyarakat soal potensi ancaman gangguan informasi. Tidak berkontribusi dalam penyebaran konten palsu," katanya.
Selain Heru, training ini juga diisi oleh Andre Yuris, dari tim Cek Fakta Tempo yang memaparkan materi tentang mengenali modus anatomi gangguan informasi dalam Pemilu.
Training yang berlangsung dua hari ini diikuti oleh sejumlah jurnalis, perwakilan Mafindo, perwakilan cek fakta, dan pers kampus yang berada di Banda Aceh.