Beranda / Berita / Aceh / Bupati Bireuen Buka Bimtek Keuchik Di Zona Merah, Dinilai Tak Patuhi Protokol Kesehatan

Bupati Bireuen Buka Bimtek Keuchik Di Zona Merah, Dinilai Tak Patuhi Protokol Kesehatan

Selasa, 08 September 2020 22:45 WIB

Font: Ukuran: - +



[Foto: Fajrizal/Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Bupati Bireuen Muzakkar A Gani dikabarkan malam ini Selasa (8/9/2020) membuka secara resmi bimbingan teknis (Bimtek) Keuchik gelombang kedua yang berlangsung di Hotel Permata Hati Banda Aceh.

Bimtek yang menguras anggaran desa Rp 6 juta per peserta diselenggaran oleh ESQ Leadership Center kalabolari dengan lembaga lokal Kompak Nusantara Bireuen gelombang kedua ini diikuti oleh Keuchik wilayah timur Bireuen mulai kecamatan Gandapura, Makmur, Kutablang, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng dan Peusangan.

Anggota DPRK Bireuen Suhaimi Hamid mengkritisi Bimtek tersebut, ia menilai Bimtek yang dilaksanakan di Banda Aceh yang merupakan Zona Merah penyebaran Virus Covid-19 merupakan sama dengan mengundang penyakit ke Bireuen.

Selain itu pemberian izin untuk ikut Bimtek yang dikeluarkan Bupati Bireuen melalui dinas terkait merupakan bentuk komitmen nyata bahwa Bupati Bireuen Muzakkar A Gani tidak patuh terhadap aturan kesehatan yang telah diberlakukan selama ini. 

“Pemerintah Kabupaten Bireuen tidak konsisten dengan protokol kesehatan Covid-19 yang telah dibuat. Harusnya pemerintah daerah menjalankan apa yang sudah diputuskan, sebelum dijalankan rakyat ini justru pemerintah sendiri yang melanggar protocol kesehatan. Jika tidak mari kita rusak bareng-bareng,”kata Suhaimi Hamid, menjawab Dialeksis.com , Selasa, (8/9/ 2020).

Ia menyebutkan Bimtek yang dilaksanakan di Zona Merah Banda Aceh terkesan aneh, disatu sisi Bupati Bireuen aktif mengkampanyekan Protokol Kesehatan untuk masyarakat melalui berbagai media, spanduk, radio dan sebagainya. 

Disatu sisi ini malah ia sendiri Muzakkar yang melanggar protokol kesehatan pencegahan Virus Covid-19.

Suhaimi berharap kepada Bupati Bireuen agar dapat membatalkan segera kegiatan Bimtek tersebut selain tak jelas azas manfaatnya biaya yang dikeluarkan juga terlalu besar. Kegiatan yang berlangsung di Banda Aceh bukan dibuat di Bireuen berefek pada tidak perputaranya deyut ekonomi masyarakat Bireuen dan membuat usaha perhotelan di Bireuen tak hidup.

“ Kita sangat menyesalkan Bimtek ini berlangsung di Hotel di Banda Aceh. Kenapa tidak dibuat di Bireuen saja. Kalau dibuat di Bireuen selain mengutungkan pengusaha hotel di Bireuen. Perputaran uang juga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bireuen,”jelas politisi PNA ini.

Selain itu Suhaimi juga mengkritisi Tenaga Ahli P3MD yang ada di Bireuen sebagai garda terdepan terhadap penyelenggara aturan desa belum mampu memberikan inovasi atau ide-ide memanfaatkan dana desa untuk pembangunan desa. 

“P3MD seharusnya bisa memberikan saran kepada Keuchik agar penggunaan dana desa jelas manfaatnya untuk kebutuhan masyarakat, bukan untuk kegiatan bimtek seperti ini,”kata Suhaimi.

Suhaimi meminta kepada TA P3MD mampu mendorong desa-desa agar mandiri melalui pemanfaatan BUMG yang benar sehingga kehadiran BUMG tingkat Gampong bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat melalui alokasi dana desa yang benar. (Fajrizal)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda