kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Bupati Aceh Timur Sebut Dukungan Kolaborasi Pengaruhi Keberhasilan Penurunan Stunting

Bupati Aceh Timur Sebut Dukungan Kolaborasi Pengaruhi Keberhasilan Penurunan Stunting

Kamis, 04 Agustus 2022 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur menyelenggarakan acara rembuk stunting 2022 dalam rangka memperkuat sinergisitas lintas stakeholder untuk menuju generasi sehat, cerdas, dan kuat, Aceh Timur, Rabu (3/8/2022). [Foto: for Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Aceh - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur menyelenggarakan acara rembuk stunting 2022 dalam rangka memperkuat sinergisitas lintas stakeholder untuk menuju generasi sehat, cerdas, dan kuat, Aceh Timur, Rabu (3/8/2022).

Bupati Aceh Timur, Ir Mahyuddin MSi mengapresiasi terselanggaranya acara rembuk stunting tersebut. Dalam sambutan, ia berharap supaya kegiatan ini dapat menguatkan komitmen seluruh pihak yang hadir untuk menanggulangi permasalahan stunting secara bersama-sama.

“Sebagaimana kita ketahui bersama, masalah stunting di Kabupaten Aceh Timur masih perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius, hal ini sangat dipengaruhi oleh dampak situasi pandemi terhadap perekonomian dan lapangan pekerjaan yang menyebabkan tingkat pendapatan keluarga menurun,” ujar Mahyuddin.

Lebih lanjut, Mahyuddin menerangkan, kondisi riil di lapangan pada tahun 2021 berdasarkan sumber SSGI dimana persentase prevalensi stunting pada tahun 2019 mencapai 25,5 persen, meningkat menjadi 38 persen pada tahun 2022. Sementara menurut sumber data Eppgbm, pada tahun 2019 mencapai 30,00 persen, menurun menjadi 22.60 persen pada tahun 2022.

“Melihat kondisi yang demikian diperlukan upaya dari kita bersama yang luar biasa untuk menekan dan menurunkan persentase prevalensi stunting Kabupaten Aceh Timur sehingga pada tahun 2024 target yang telah ditetapkan nasional yang harus kita capai bisa di bawah 14 persen,” ucapnya.

Di samping itu, Bupati Mahyuddin juga meminta desa/kelurahan, bidan desa, petugas gizi dan petugas terkait untuk bersama-sama melakukan penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi stunting.

Mahyuddin menjelaskan, balita berpotensi stunting yakni, Balita 2 bulan berturut-turut Berat Badan Tidak Naik, Balita dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang, dan balita-balita lainnya yang berpotensi stunting.

“Harapan kami, yang terpenting penanganannya sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga penanganan kasus yang demikian akan lebih tepat sasaran, efektif dan efisien,” tuturnya.

Di sisi lain, Mahyuddin meminta para camat, khususnya lokus stunting untuk dapat memfasilitasi serta mengkoordinir desa guna penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa melalui pengalokasian Dana Tranfer Desa dan sumber dana yang memungkinkan lainnya sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.

Penandatanganan MoU perjanjian seluruh dinas untuk penurunan angka stunting di Aceh Timur. [Foto: for Dialeksis]

Kemudian, melalui kegiatan rembuk stunting ini, Mahyuddin berharap masing-masing stakeholder dapat mengambil perannya masing-masing, untuk bekerjasama melakukan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Aceh Timur.

“Saya berharap banyak kolaborasi intervensi dapat berjalan antar sektor, yakni sektor kesehatan dan non kesehatan, karena keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh dukungan kolaborasi antar sektor ini,” pungkasnya.

Adapun acara ini diikuti oleh Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Aceh Timur, Sekretaris Daerah, Asisten Sekda, Para Kepala Perangkat Daerah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur, Ketua TP PKK Kabupaten Aceh Timur, Field Relation Manager PT. Medco E & P Malaka Kabupaten Aceh Timur, Kepala Bank Aceh Syariah Kanca Idi Rayeuk, PT. Danone Indonesia, Para Kepala Puskesmas Lokus Stunting 2023, serta para Kepala Desa. (Nora)

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda