Buku 'Sabda Rindu' Sulaiman Abda Diluncurkan di Unsyiah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Buku berjudul Sabda Rindu yang merupakan catatan perjalanan hidup dari Ketua Ikatan Keluarga dan Alumni (IKA) Universitas Syiah Kuala Drs. Sulaiman Abda rilis di Unsyiah. Buku biografi ini ditulis oleh Hasan Basri M. Nur dan mendapatkan sambutan hangat dari sejumlah tamu undangan yang hadir di Gedung AAC Dayan Dawood. (Senin, 8/4).
Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal dalam sambutannya mengatakan, Sulaiman Abda adalah sosok yang langka. Bang Leman, begitu ia kerap disapa, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, khususnya untuk melakukan lobi-lobi dalam upaya memperjuangkan kepentingan Aceh. Posisinya sebagai Ketua IKA Unsyiah juga sangat berarti bagi Unsyiah sehingga bisa berkembang seperti sekarang ini.
"Bang Leman ini bisa dibilang barang yang langka. Kalaulah banyak orang Aceh seperti beliau untuk melobi Jakarta demi Aceh. Tentu Aceh bisa lebih maju," ucap Rektor.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga mengajak masyarakat Aceh untuk bersatu dan menjauhi hoaks. Salah satu caranya dengan meneladani sikap hidup dari Sulaiman Abda. Sebab dalam pergaulan ia begitu terbuka dan tidak pilih kawan. Ia coba merangkul siapapun.
"Kalau dalam satu hari ada 7 orang yang mengundang, orang yang ke delapan mengundang Bang Leman akan tetap pergi," ucapnya.
Plt. Gubernur Ir. H. Nova Iriansyah, M.T. Aceh sangat mengapresiasi lahirnya buku Sabda Rindu ini. Menurut Gubernur, tidak semua orang mampu menyatukan berbagai kalangan seperti yang dilakukan Sulaiman Abda. Contohnya pada kegiatan launching buku ini, di mana peserta yang hadir dari berbagai latar belakang.
Untuk itulah, Nova mendoakan agar Bang Leman selalu diberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa berkontribusi lebih besar lagi untuk Aceh. Nova juga menilai bahwa buku seperti ini sangat penting. Selain untuk memperkaya khzanah literasi di Aceh, buku ini juga berperan sebagai referensi bagi generasi Aceh selanjutnya.
Menurutnya, orang-orang penting memang sebaiknya membuat buku, agar dibaca oleh generasi penerus. Menjadi inspirasi generasi muda Aceh, dan bisa mengimbangi pengaruh medsos yang umumnya membuat bias informasi dalam kehidupan kita. Nova juga mengatakan, bagi seseorang Bang Leman, warisan terpenting adalah bagaimana ia menjalani hidupnya dari A sampai Z."Semua ini akan menjadi khazanah penting karena tidak semua orang besar lahir dari kemewahan. Sepintas saya membaca, bahwa pahit getir kehidupan adalah yang paling lengkap beliau alami," ungkap Nova.
Sementara itu Sulaiman Abda dalam sambutannya mengatakan, peluncuran buku ini hendaknya tidak dikaitkan dengan hal-hal berbau politik yang tengah dijalaninya saat ini. Melalui buku ini Bang Leman ingin berbagi pelajaran dari sejumlah titik-titik kehidupan yang telah dijalaninya.Selain itu, ia juga sangat berterima kasih dan mengapresiasi Hasan Basri M. Nur yang telah menulis catatan hidupnya ini. Ia berharap, hal ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Aceh untuk menggiatkan dunia literasi.
"Buku ini hanyalah satu garis kehidupan yang belum sempurna, tapi iktikad penulis perlu saya hargai. Karena semua itu untuk memperkaya khazanah literasi Aceh. Melalui buku ini, izinkan saya agar selalu melekat diingatan semua, sebagai wujud kebersamaan kita," ucap Sulaiman. (Humas Unsyiah)