BSI Sudah Menjadi Bank Devisa, Pelaku Ekspor-Impor Dapat banyak Kemudahan
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Regional Chief Executive Officer (RCEO) PT BSI Region I Aceh, Wisnu Sunandar. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sudah menjadi Bank Devisa tentu memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi internasional.
Regional Chief Executive Officer (RCEO) PT BSI Region I Aceh, Wisnu Sunandar mengatakan, BSI sudah menjadi bank Devisa secara otomatis sejak terjadinya merger. “Saat ini BSI sudah itu sudah menjadi bank devisa” ucapnya kepada Dialeksis.com, Rabu (5/1/2022).
Dirinya menjelaskan, jadi bank devisa itu, artinya bisa melakukan transaksi antar bank, baik secara global. “Kita punya alat komunikasi dan alat transfer itu namanya SWIFT, jadi kalau kita mau transfer antar bank dalam hal ini BSI ke bank diluar negeri itu bisa,” sebutnya.
Wisnu menjelaskan lagi, bahwa SWIFT ini bisa transfer berapa saja yang kita mau. “Jadi misal pembayaran untuk travel-travel, perhotelan, dan sebagainya, jadi bisa transfer dari Rupiah ke Dollar, atau ketika kita umroh, jadi bisa transfer dari rupiah ke mata uang Saudi Arabia (Riyal Saudi),” sebutnya.
Kemudian Dirinya mengatakan, Bahwa Bank Devisa itu melayani pembayaran lalulintas dalam dan luar negeri. “Diantaranya dengan SWIFT tadi, kemudian melayani pembayaran dan pembukaan LC (Letter of Kredit)/Jaminan Pembayaran. LC ini media yang digunakan untuk ekspor-impor, terus kemudian, melakukan jual beli, menerima pembukaan tabungan, mengirim dan menerima dan pembayaran transfer valuta asing atau lebih dikenal dengan ‘valas’, itu tugasnya bank devisa,” jelasnya.
Contohnya, kata Wisnu seperti yang saya sebutkan tadi, misalnya mau booking jemaah haji, itukan bayarnya pakai Dollar atau pakai Riyal. “Jadi itu bisa lewat BSI,” tambahnya.
Kemudian, untuk orang yang ingin melakukan ekspor-impor, Wisnu mengatakan, orangnya mau ekspor, mereka bisa pakai LC, tapi, Collectionnya pakai atau bisa pembayarannya lewat BSI.
Lanjutnya, terus untuk impor, Wisnu mejelaskan, bank diluar negeri mau kirim barang, tapi kita yang keluarkan LC nya, nanti dikirim LC nya ke pihak bank yang bersangkutan, kemudian, barang dikirim, tinggal lakukan pembayaran. “Nah itu para pengusaha eksportir, importir, nah itulah gunanya bank devisa,” sebutnya.
Selanjutnya, Wisnu menjelaskan, bagaimana dengan orang yang mau haji atau mau bayar haji. “BSI itu sudah terkoneksi dengan Kemenag untuk pembayaran haji melalui Sistem kompeterisasi Haji Terpadu (Siskohad). Tapi para jamaah harus dapatin porsi haji terlebih dahulu, jadi dapatin dulu nomor porsi hajinya, bayarnya itu bisa lewat BSI, terus pelunasannya bagaimana? Pelunasannya juga bisa lewat BSI juga, dan ini berlaku untuk umroh, jadi semua fasilitas terkait pembayaran, mau itu ekspor-impor, travel haji-umroh itu bisa lewat BSI,” jelasnya lagi.
Wisnu mengatakan, dan para terkait hal ini, para pengusaha pasti tahu SWIFT dan LC. “Yang biasa melakukan ekspor-impor pasti tahu, medianya itu LC (Letter of Kredit),” sebutnya lagi.
“Kalau untuk antar kota dalam negeri (Domestik/Indonesia) itu namanya, Surat Keterangan Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN),” tambahnya.
Wisnu mengharapkan, terhadap para pengusaha yang melakukan perdagangan luar negeri tentu diharapkan bisa mengunakan fitur-fitur BSI. “Harapannya bisa dimanfaatkan segenap oleh para pengusaha dan pelaku usaha yang melakukan ekspor-impor,” pungkasnya. [ftr]