kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / BPPT dan Unsyiah Siap Genjot Produktivitas Kopi dan Atsiri Aceh

BPPT dan Unsyiah Siap Genjot Produktivitas Kopi dan Atsiri Aceh

Selasa, 09 April 2019 13:02 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengajak Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk berperan aktif membangun Aceh dengan iptek dan inovasi. Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan Rektor Unsyiah, yang berlangsung di Gedung Rektorat Unsyiah, Aceh, Jumat (05/04).

"Perguruan tinggi dituntut bukan hanya menjalankan misi pengajaran dan pusat riset saja, tetapi harus juga menjadi wahana penumbuhkembangan kewirausahaan berbasis teknologi," ujar Hammam.

Ia juga menambahkan Aceh memiliki banyak potensi yang saat ini belum semuanya digarap dengan optimal. Menurut Hammam, dibutuhkan upaya keras agar pertumbuhan ekonomi Aceh dapat bangkit, salah satunya dengan  mendorong agar mahasiswa Unsyiah dapat melahirkan usaha rintisan yang memanfaatkan IT atau digital start up, berbasis potensi lokal.

"BPPT dengan semangat solid smart speed ingin mengajak aceh baik Pemda maupun Unsyiah sebagai pusat pengembangan SDM berbasis iptek di Provinsi Aceh. SDM iptek yg mumpuni yang siap dengan menghadapi revolusi industri 4.0 di berbagai bidang untuk menggerakkan ekonomi Aceh di berbagai bidang sangat diperlukan," imbuhnya.

Lebih lanjut Hammam menyebut BPPT ingin memberdayakan potensi lokal Aceh melalui teknologi. Dirinya pun lantas menyoroti potensi lokal kopi aceh dan minyak atsiri yang dimanfaatkan untuk bahan baku parfum kelas dunia.

Menurut Hammam minyak atsiri adalah komponen utama yang menjadi satu kekuatan besar karena digunakan oleh hampir seluruh negara di dunia. Sembilan puluh persen atsiri berasal dari minyak nilam Aceh.

"Kita perlu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan budidaya dan menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi bidang pewangi dan perfumery yang akan dikuatkan oleh sistem inovasi daerah yang menggabungan BPPT dari sisi pemerintah maupun akademik untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi," paparnya.

Aceh pun lanjutnya, sangat berpotensi dalam budidaya kopi. Untuk itu, Hammam menegaskan agar Aceh lebih dapat memanfaatkan inovasi dan layanan tekhnologi guna menghasilkan produk yang lebih baik.

"Ini perlu dikuatkan seperti halnya membangun masyarakat dalam meningkatkan produktivitas kopi, membuat mesin roasting kopi, hingga memberdayakan generasi millenial serta kalangan santri untuk menjadi pengusaha kopi," lugasnya.

Terkait potensi lain, Hammam kemudian menyebut bahwa pihaknya siap mendukung Aceh dalam hal teknologi rancang bangun, kemaritiman, industri sumber daya alam, pembangunan PLTSa, pelabuhan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam mendukung perikanan dan pertanian.

"Ini merupakan sistem yang ingin didorong melalui kerja sama BPPT dengan Unsyiah maupun dengan provinsi Aceh," tutupnya.

Mengamini pernyataan Kepala BPPT, Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof. Samsul Rizal, mengatakan pihaknya siap mendorong penerapan Iptek guna menghela pertumbuhan ekonomi di Aceh. 

Rektor Unsyiah kemudian menyampaikan bahwa produk lokal Aceh, perlu ditingkatkan nilai tambahnya. Untuk itu, Samsul Rizal mengharap pengembangan inovasi perlu dukungan penuh dari BPPT. Diakui olehnya bahwa pihaknya sepakat dalam penggunaan teknologi dan pengembangan usaha, terkait nilam untuk atsiri, serta untuk pembangunan science techno park.

"Produk lokal Aceh, perlu diberikan penguatan berupa adding value atau nilai tambah. Hal ini bisa diwujudkan salah satunya dengan membangun technopark. Sudah saatnya Aceh tidak hanya menjual produk mentah, tapi juga punya nilai tambah yang akan bermanfaat bagi masyarakat setempat," sebutnya.

Selain itu, Samsul menuturkan bahwa sektor perikanan Aceh perlu ditingkatkan dari mencari ikan, menjadi budidaya perikanan.

"Masalah perikanan, Aceh ini 1000 kilometer lebih luas pesisirnya, tapi masyarakat pesisir masih miskin. Untuk itu butuh ditingkatkan, bukan lagi mencari, tapi budidaya ikan di pesisir," paparnya.

Perkembangan kerjasama dengan BPPT ini juga diharap oleh Rektor Unsyiah dapat menjadi teknologi tepat guna kepada masyarakat Aceh.

"Dengan era revolusi industri 4.0, tentu kita harus menggunakan teknologi untuk membangun bangsa. Saya optimis pertumbuhan ekonomi Aceh bisa terbangun lebih cepat," pungkasnya. (Humas Unsyiah/fer)

Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda