kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / BPOM Banda Aceh Lakukan Pemeriksaan Sampel Jajanan Buka Puasa Di Bireuen

BPOM Banda Aceh Lakukan Pemeriksaan Sampel Jajanan Buka Puasa Di Bireuen

Selasa, 12 April 2022 09:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fajri

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh melakukan pemeriksaan sampel jajanan buka puasa di Kota Kabupaten Bireuen, pada Senin petang (11/4/2022).  [Foto: Dialeksis/Fajri Bugak]


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh melakukan pemeriksaan sampel jajanan buka puasa di Kota Kabupaten Bireuen, pada Senin petang (11/4/2022).

Dalam pemeriksaan ini, aneka macam makanan, minuman berbuka puasa yang dijual pedagang musiman di Bireuen, dipastikan aman dikonsumsi karena tidak di temukan menggunakan zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan.

“Kegiatan ini upaya intensifikasi pengawasan pangan selama bulan suci ramadan. untuk itu BBPOM Banda Aceh bekerjasama dengan Pemda Bireuen melakukan pengawasan takjil  yang dijual warga,” kata Kepala BBPOM Banda Aceh, Yudi Noviandi, MSc Tech Apt kepada wartawan di sela-sela pengambilan sampel .

Sebut Yudi Noviandi, ada 26 sampel makanan dan minuman sudah di sampling terdiri dari mie, bakso bakar, bakso goreng dan tahu. Pemeriksaan ini sebut Yudi untuk memeriksa sampel takjil yang dijual apa mengandung bahan berbahaya atau tidak,

"Allhamdulilah setelah diuji cepat tidak satupun yang mengandung bahan berbahaya baik itu formalin, borax, metanil yellow, rodamin B, alhamdulillah aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat di Bireuen,"katanya.

Selain itu, kata Yudi Noviandi, di lakukan uji kembali 13 sampel makanan, minuman sudah di sampling bersama.

Asisten II Setdakab Bireuen, Ir M Jafar MM dan Kadinkes dr Irwan A Gani mengatakan berdasarkan uji cepat oleh petugas di mobil khusus milik BBPOM Banda Aceh, 13 sampel itu hasilnya semua negatif atau tidak mengandung bahan yang berbahaya.

Harapan kami dengan kegiatan ini, agar masyarakat mengkonsumsi makanan yang aman, tidak ada mengandung bahan berbahaya. Sehingga kesehatan masyarakat bisa terjaga, bebas dari bahan berbahaya,"ujar Irwan.

Selain di Bireuen, kata Yudi, kegiatan ini sudah dilakukan di Aceh Besar, besok berlanjut ke Lhokseumawe, dan Aceh Utara. "Jika ditemukan bahan berbahaya dalam produk yang dijual, maka kita akan identifikasi pemiliknya, bukan penjual," jelasnya.

Kepada pembuat produknya di beri peringatan dan pembinaan untuk meningkatkan mutu dari produk yang mereka buat akan bebas dari bahan berbahaya. (Fajri Bugak)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda