BPOM Aceh Ajak Masyarakat Jadi Konsumen Pintar
Font: Ukuran: - +
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) turut memeriahkan peringatan Hari Ibu dengan menggelar kegiatan edukatif dan interaktif di Car Free Day (CFD) Banda Aceh pada Minggu (22/12/2024). [Foto: dok. BPOM Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) turut memeriahkan peringatan Hari Ibu dengan menggelar kegiatan edukatif dan interaktif di Car Free Day (CFD) Banda Aceh pada Minggu (22/12/2024).
Dengan tema "IBU, Konsumen Pintar Jaga Keluarga dari Kosmetika Berbahaya", acara ini menjadi ajang untuk meningkatkan kesadaran perempuan mengenai pentingnya memilih kosmetik yang aman demi kesehatan keluarga.
Berlangsung di area Simpang Jambo Tape hingga Simpang Lima, kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi. Ia didampingi oleh Ketua Tim Bidang Inspeksi Kosmetik, Effiyanti; Ketua Tim Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom), Endang Yuliawati; serta Ketua Tim Bidang Sertifikasi, Nurlinda Lubis, yang juga bertindak sebagai narasumber ahli.
Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh, Almuniza Kamal, turut hadir bersama lintas sektor terkait dan seluruh pegawai BPOM Aceh.
Dalam sambutannya, Almuniza Kamal menyampaikan apresiasi terhadap upaya BPOM Aceh dalam melindungi masyarakat dari bahaya kosmetik yang tidak aman.
“Dari talkshow ini, kami berharap masyarakat memperoleh pengetahuan baru dan memahami potensi risiko penggunaan kosmetik yang tidak terdaftar atau mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, hidrokuinon, dan bahan kimia lainnya,” ujarnya.
Kegiatan dimulai dengan senam bersama di depan panggung utama, diikuti oleh talkshow bertema "Kenali Kosmetik Berbahaya".
Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi, menjelaskan bahwa selama periode November 2023 hingga Oktober 2024, BPOM telah melakukan sampling dan pengujian terhadap berbagai produk kosmetik. Hasilnya, ditemukan 55 produk mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, asam retinoat, hidrokuinon, dan pewarna ilegal seperti merah K3 dan merah K10.
“Produk berbahaya ini langsung kami tindak lanjuti dengan pencabutan izin edar, penghentian distribusi, dan penertiban di fasilitas produksi serta penjualan daring,” jelas Yudi.
Effiyanti menambahkan bahwa bahan seperti merkuri dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan sistem saraf, sementara hidrokuinon dan asam retinoat berpotensi mengiritasi kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit.
“Pewarna ilegal juga berbahaya karena dapat menyebabkan reaksi alergi dan dampak buruk lainnya pada kesehatan,” imbuhnya.
Talkshow dilanjutkan dengan sesi "Kata BPOM", di mana Endang Yuliawati menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan, mutu, dan manfaat produk obat serta makanan.
“Jangan mudah percaya pada informasi yang belum tentu benar. Pastikan kebenarannya dengan mengakses kanal informasi resmi BPOM. Ingat, bukan kata orang, tetapi pastikan #KataBPOM,” tegas Endang.
Nurlinda Lubis menutup sesi dengan pesan inspiratif mengenai pentingnya memilih produk obat dan makanan yang aman, bermanfaat, dan bermutu.
“Produk ini kita gunakan sejak dalam kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu, masyarakat harus cermat dan bijak dalam memilih produk demi kesehatan keluarga dan lingkungan terdekat,” ujarnya.
Selain talkshow, berbagai kegiatan menarik turut memeriahkan acara, seperti Pojok Konsultasi dan Registrasi Produk yang memberikan edukasi langsung kepada pelaku usaha terkait pendaftaran produk, serta Sampling dan Pengujian terhadap berbagai jenis makanan berupa kopi, Tahu bakso, siomay, dimsum, Cenil, Jelly, Minuman bewarna, Mie kuning, Mochi, Bika ambon, Getuk dan Sagu sumsum di Mobil Laboratorium Keliling. Dari 30 sampel makanan dan minuman yang diuji, semuanya memenuhi syarat (MS) dan bebas dari bahan berbahaya seperti boraks, formalin, rhodamin B, methanyl yellow, dan sildenafil sitrat.
Kegiatan lain yang tak kalah menarik adalah Pemberdayaan UMKM Kelompok Rentan (Tuna Rungu) sebagai bentuk dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan, serta Kuis Interaktif seputar obat dan makanan yang mengedukasi peserta dengan cara menyenangkan.
Antusiasme masyarakat terlihat dari tingginya partisipasi dalam setiap kegiatan. Banyak peserta mengaku mendapatkan pengetahuan baru, terutama terkait bahaya kosmetik dan pentingnya memastikan keamanan produk yang digunakan.
Melalui kegiatan ini, BPOM Aceh berharap dapat terus memberikan edukasi yang bermanfaat kepada masyarakat. Langkah ini sejalan dengan visi besar Indonesia untuk menciptakan keluarga yang sehat, produk yang aman, bermutu, dan berdaya saing, sekaligus mendukung terwujudnya generasi emas 2045. [*]