kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Bocah yang Ditemukan di Kolong Jembatan Lamnyong Akhirnya Bertemu Keluarga

Bocah yang Ditemukan di Kolong Jembatan Lamnyong Akhirnya Bertemu Keluarga

Jum`at, 20 September 2019 08:09 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Fitri, bocah perempuan yang dikabarkan terlantar di kolong jembatan Lamnyong Banda Aceh dan kemudian dibawa ke Dinsos Aceh pada Rabu (18/9/2019) akhirnya berjumpa dengan keluarganya, Kamis (19/9/2019). Adalah Julianto (42 tahun) ayah dari Fitri yang bertandang ke Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Aceh bersama dua saudara kandungnya untuk menemuinya  Fitri, anak perempuan semata wayangnya.

Namun di kantor Dinsos, Anto, begitu dia akarab disapa tidak langsung dapat berjumpa dengan putrinya, karena sejak Rabu (18/19/2019) Fitri sudah dititipkan di panti asuhan anak atau UPTD Rumoh Sejahtera Aneuk Nanggroe (RSAN) milik Dinsos Aceh di Gampong Geugajah, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. Anto baru bertemu putrinya selesai salat magrib di UPTD RSAN sepulang mereka dari Dinsos Aceh.

Di Dinsos, Anto bersama keluarga diberikan arahan dan bimbingan oleh Kasi Rehabilitasi Anak dan Lansia, Rita Mayasari bersama beberapa staf, dan pekerja sosial anak Dinsos Aceh.

"Teman-teman pekerja sosial kita di lapangan bekerjasama dengan Polsek Ingin Jaya, kemarin telah melakukan penulusuran ke beberapa titik petunjuk informasi, salah satunya dari seragam PAUD milik Fitri di dalam dus itu, dan informasi dari warga setelah membaca berita tentang Firi ini, dan akhirnya kita terhubunglah dengan Pak Anto ini," kata Rita Mayasari.

Rita mengungkapkan, Anto bersama Firi selama ini hidup luntang-lantung lantaran tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, pekerjaan yang tetap, hingga tidak mempunyai kartu identitas baik itu kartu tanda penduduk maupun kartu keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan  sehari-hari, Anto bekerja sebagai buruh bangunan. Saat ini dia bekerja di Desa Ketapang dan tidur di tempat dimana dia bekerja. Dinsos dalam hal ini akan membantu mengadvokasi agar Anto memiliki identitas.

Anto yang diakui oleh keluarganya berasal dari Grong Grong Kabupaten Pidie terpisah dari keluarga sudah cukup lama, selama ini dia hidup merantau ke Medan dan baru terhubung dengan keluarga sejak sepuluh hari yang lalu, dan dengan isterinya sudah lama berpisah, sementara Fitri ikut bersama dirinya.

"Dari intelektualnya Bapak Anto ini rendah, sehingga dalam mengasuh Fitri dia teledor sehingga terpisahlah dan di temukan terlantar karena mereka tidak memiliki rumah tadi," kata Rita. Karena intelektualnya yang rendah juga sedikit menghambat Rita berasama staffnya untuk mengorek informasi dari Anto.

"Anto juga banyak lupa, dia sendiri juga lupa umur anaknya berapa, dan kapan pastinya dia kembali ke Aceh dari Medan," kata Rita.

Sementara Anto saat ditanya mengaku sayang pada anaknya dan berharap Dinsos Aceh dapat membantu menyekolahkan anak semata wayangnya itu. "Dibantu sekolah itu aja," kata Anto yang lebih banyak diam.

Rita menambahkan, untuk sementara Fitri akan tetap diasuh oleh panti asuhan anak Dinsos Aceh hingga kondisi keluarga Anto membaik baru Fitri diserahkan kembali kepada keluarga. Namun Rita mengingatkan, kendatipun Fitri saat ini diasuh di panti asuhan Rita berharap Anto juga tetap harus menjenguk anaknya di sana.

"Yang pertama kita intervensi krisisnya dulu, bahwa Fitri sudah aman dan kebuhan dasarnya sudah terpenuhi, untuk sekolahnya kita siapkan dulu identitasnya seperti akte karena dia belum memiliki akte, setelah identitasnya lengkap baru kita sekolahkan di sekolah terdekat di sana termasuk psikologisnya akan kita cek karena kita tidak fahan bagaimana masa lalu dia di Medan," jelas Rita.[pd/dbs]


Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda