Beranda / Berita / Aceh / BNPB Sosialisasikan Aplikasi InaRisk untuk Pantau Risiko Bencana di UIN Ar-Raniry

BNPB Sosialisasikan Aplikasi InaRisk untuk Pantau Risiko Bencana di UIN Ar-Raniry

Rabu, 09 Oktober 2024 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Sosialisasi teknologi informasi kebencanaan melalui program inaRISK dan Portal Literasi Sejarah Bencana di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu, 9 Oktober 2024. Foto: Nora/Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar sosialisasi teknologi informasi kebencanaan melalui program inaRISK dan Portal Literasi Sejarah Bencana di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Rabu, 9 Oktober 2024. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2024 yang berlangsung dari 8 hingga 10 Oktober 2024 di Kota Banda Aceh.

Dalam sosialisasi tersebut, Analis Bencana Direktorat Sistem Penanggulangan Bencana BNPB, Didik Kurniawan menjelaskan bahwa inaRISK terdiri dari dua platform, yaitu InaRISK Web dan InaRISK Personal (Apps).

InaRISK Web adalah portal yang menyajikan kajian risiko bencana, mencakup informasi mengenai cakupan wilayah ancaman, populasi terdampak, potensi kerugian fisik dan ekonomi, serta kerusakan lingkungan. Portal ini terintegrasi dengan berbagai data yang mendukung pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana.

Sementara itu, InaRISK Personal adalah aplikasi berbasis smartphone yang memberikan informasi mengenai ancaman bencana di lokasi tertentu, berdasarkan hasil kajian risiko. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan edukasi untuk meningkatkan upaya antisipasi.

InaRISK secara resmi diluncurkan pada 10 November 2016, dihadiri oleh berbagai kementerian dan lembaga, perwakilan dari Badan PBB, organisasi non-pemerintah, serta institusi pemerintah terkait.

“InaRISK dapat dimanfaatkan oleh semua pihak, termasuk masyarakat, untuk menyusun strategi program, kebijakan, dan kegiatan dalam mengurangi risiko bencana,” ungkap Didik.

Namun, ia menambahkan bahwa saat ini akses ke aplikasi InaRISK, terutama untuk kajian risiko bencana, memerlukan jaringan internet. Meskipun demikian, pengguna dapat melaporkan kegiatan pemantauan di lokasi tanpa internet secara offline, dan mengirimkan laporan tersebut saat kembali ke area yang memiliki akses internet.

Hingga saat ini, lebih dari 60 ribu pengguna telah memanfaatkan InaRISK, yang membantu mereka memahami ancaman bencana di wilayah tempat tinggal mereka.***

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda