BMKG Gelar SLI Tematik Padi di Aceh Besar
Font: Ukuran: - +
Kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di desa Meunasah Bak U, kecamatan Leupung, Aceh Besar (11/3/2023). (Foto: for Dialeksis)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Umumnya masyarakat Aceh bermata pencaharian sebagai petani. Untuk menanam padi, mereka sangat tergantung kepada iklim.
Namun, faktanya tak sedikit kerugian petani yang disebabkan dampak perubahan iklim global.
"Dengan adanya Sekolah Lapang Iklim ini diharapkan dapat membantu petani, sehingga tidak merugi," ungkap Jakfar, SP., MSi Kadistan Aceh Besar saat memberikan sambutan pada kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di desa Meunasah Bak U, kecamatan Leupung, Aceh Besar (11/3/2023).
Disebutkan, Kabupaten Aceh Besar saat ini merupakan tiga besar penyumbang terbanyak produksi padi untuk Aceh yakni mencapai 121.326 ton.
Di tahun ini ia berharap, Aceh Besar bisa masuk dalam target nasional dengan capaian produktivitas mencapai lebih dari 10 ton per hektar.
"Oleh karena itu, pemahaman informasi iklim yang benar sangat diperlukan guna mendukung dan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian Padi di Aceh Besar. Sehingga, pada akhirnya SLI Tematik Padi Aceh Besar, akan menjadi salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut," ujarnya optimis.
Sebelumnya Kepala BMKG Aceh Besar, Wahyuddin selaku ketua panitia melaporkan, kegiatan SLI ini bersumber dari DIPA Stasiun Klimatologi Aceh No. 075.01.2.663864/2023 Tanggal 30 November 2022.
Menurutnya, BMKG bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
"Kami bertugas melakukan pelayanan terkait iklim kepada masyarakat di berbagai sektor, termasuk sektor pertanian dan juga perkebunan," sebutnya.
Dikatakan, tujuan dilaksanakan SLI selain meningkatan pemahaman peserta terhadap informasi iklim dan perubahan iklim juga meningkatan pemahaman peserta dalam pemanfaatan informasi iklim untuk adaptasi iklim dan peningkatan produktivitas hasil pertanian.
Wahyuddin juga berharap, informasi iklim ini dapat dijadikan sebagai salah satu faktor dalam membuat keputusan terkait pertanian dan perkebunan.
"Sasaran kita yaitu terwujudnya produktivitas dan kualitas hasil pertanian dan perkebunan terbaik yang mampu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim," pungkasnya.
Kegiatan tersebut mengusung tema Informasi Iklim Tepat, Produktivitas Meningkat, Petani Sejahtera (TEUKA).
Dihadiri 50 peserta, selain penyuluh pertanian, komunitas petani organic, Babinsa dan kelompoktani, imum mukim, unsur Muspika kec. Leupung juga Kadistan Aceh Besar dan jajaran BMKG beberapa kabupaten serta komisi V DPR RI.