BMA Realisasikan 164 Rumah Bantuan di Tahun 2022
Font: Ukuran: - +
Pj Walikota Sabang menyerahkan rumah bantuan Baitul Mal Aceh (BMA) secara simbolis kepada salah seorang mustahik di Gampong Cot Abeuk Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Jumat (9/12/2022). [Foto: dok. BMA]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Baitul Mal Aceh (BMA) melakukan penyerahan secara simbolis rumah bantuan kepada salah seorang mustahik di Gampong Cot Abeuk Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Jumat (9/12/2022).
Penyerahan secara simbolis ini dihadiri Pj Walikota Sabang, Reza Fahlevi, unsur Forkopimda, para Kepala OPD, perangkat camat dan gampong Cot Abeuk.
Kepala Sekretariat BMA, Rahmad Raden menjelaskan, proses pembangunan rumah yang didata sejak 2018 dan baru bisa direalisasikan tahun 2022 dan dimulai proses pembangunan rumah pada akhir Juni lalu.
"Karena ada perubahan regulasi qanun tahun 2018, maka tahun 2019 Baitul Mal tidak diizinkan melakukan pembangunan rumah. Terakhir dengan komitmen bersama gubernur dan legislatif sepakat merevisi qanun yang disahkan tahun 2021 lalu," ungkapnya.
Rahmat memaparkan, pihaknya mencari format tepat dalam pembangunan rumah, sehingga terpilihlah mekanisme swakelola tipe 4 sesuai dengan peraturan LKPP dengan pembentukan kelompok masyarakat.
"Karena waktu yang terbatas, hanya enam kabupaten/kota bisa dibangun sejumlah 164 unit tahun 2022. Jadi masih tersisa lebih kurang 600 unit rumah lagi belum dibangun. Tahun 2023 BMA akan bangun tuntas," tambahnya.
Anggota Badan BMA, Muhammad Ikhsan menyampaikan terima kasih atas keterlibatan masyarakat, Pemerintah Kota Sabang, walikota, asisten, Baitul Mal Kabupaten/Kota, seluruh keuchik dan ketua Pokmas di desa-desa yang telah membantu pembangunan rumah di gampong masing-masing.
Muhammad Ikhsan mengatakan, sudah kewajiban BMA bertugas mengelola zakat infak, wakaf dan harta agama lainnya.
“Tantangan BMA mengefektifkan zakat dan infak untuk membantu fakir miskin agar dapat bisa mandiri, apalagi jika menjadi muzakki. Baitul Mal harus fokus melakukan pemberdayaan ekonomi sehingga masalah fakir miskin dapat diselesaikan,” ungkapnya.
Muhammad Ikhsan mengatakan, tantangan yang harus dihadapi berikutnya adalah memperbaiki data fakir miskin. Apalagi sekarang dengan database terintegrasi dapat merecord data fakir miskin yang telah tumbuh mandiri, sehingga program bantuan sesuai data aktual.
“Mohon doa dan sama-sama kita bekerja memandirikan ekonomi kaum fakir miskin, semoga ke depan akan lebih baik dan sinergis lintas dinas,” harapnya. [*]