Jum`at, 28 November 2025
Beranda / Berita / Aceh / Bireuen Lumpuh Terkepung Banjir, Warga Terisolasi dan Kerusakan Meluas

Bireuen Lumpuh Terkepung Banjir, Warga Terisolasi dan Kerusakan Meluas

Jum`at, 28 November 2025 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kondisi Kabupaten Bireuen  dikempung banjir. Foto: Kolase Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Curah hujan ekstrem yang mengguyur Kabupaten Bireuen selama sepekan terakhir menyebabkan wilayah ini lumpuh total. Hampir seluruh desa terendam banjir, ribuan warga mengungsi, dan berbagai fasilitas publik tidak dapat berfungsi. Bencana hidrometeorologi ini disebut sebagai yang terparah dalam sejarah Bireuen.

Banjir yang memuncak sejak Rabu (26/11) tidak hanya merendam pemukiman penduduk, tetapi juga menghanyutkan puluhan rumah dan merusak ribuan hektare sawah serta tambak siap panen. Sektor ekonomi masyarakat porak-poranda, sementara sejumlah warga dilaporkan hilang dan diduga terseret arus. Estimasi awal menyebutkan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah.

Seluruh aktivitas pemerintahan, layanan publik, dan pusat ekonomi terhenti. Listrik padam total, suplai air bersih PDAM terputus, dan jaringan telekomunikasi ikut lumpuh. SPBU tidak dapat beroperasi, sementara genangan air setinggi 80 sentimeter menutup banyak ruas jalan negara. Akibatnya, arus transportasi lumpuh dan sejumlah kawasan terisolasi.

Situasi semakin memburuk setelah beberapa jembatan strategis rusak berat. Jembatan rangka baja Teupin Mane, penghubung Bireuen - Takengon, amblas dihantam arus pada Rabu dini hari. Jembatan Kutablang di jalur Medan–Banda Aceh ikut terdampak, membuat konektivitas darat terputus. Di sejumlah kecamatan seperti Juli dan Peusangan Siblah Krueng, puluhan rumah warga dilaporkan hanyut. Bahkan sebuah bangunan pesantren bertingkat tiga di Samalanga roboh terbawa arus.

Pantauan Dialeksis di lapangan, warga terus berusaha menyelamatkan barang berharga dari rumah yang tergenang. Namun banyak yang terpaksa mengungsi ke masjid, mushala, dan rumah kerabat. 

“Banjir kali ini benar-benar yang terparah sepanjang sejarah Bireuen. Hujan turun tanpa henti selama lima hari dan seluruh kawasan lumpuh total,” ujar Depusyah (50), warga Pulo Ara Geudong Teungoh, Kecamatan Kota Juang.

Warga lainnya, Azmi (35), dari Buket Teukuh, mengaku telah dua hari mengungsi ke masjid desa akibat permukiman terendam hampir satu meter. “Listrik padam total, HP tidak bisa dipakai, komunikasi terputus. Kami hanya bisa berharap air cepat surut,” katanya.

Hingga kini, banjir masih menggenangi ratusan desa di seluruh kecamatan. Hujan yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda membuat air tak kunjung surut dan terus masuk ke rumah warga, sekolah, serta fasilitas kesehatan. Seluruh pertokoan dan warung kopi di pusat kota Bireuen tutup sejak Rabu pagi karena ruas jalan terendam air setinggi 40 - 70 sentimeter.

Dialeksis belum memperoleh keterangan resmi dari BPBD Bireuen maupun instansi terkait lainnya. Akses komunikasi yang terputus menjadi kendala utama dalam mendapatkan informasi terkini mengenai jumlah korban dan skala kerusakan.

Bireuen kini menghadapi situasi darurat. Ribuan masyarakat menunggu bantuan, sementara cuaca ekstrem diperkirakan masih berlanjut. Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan langkah cepat, pengaktifan posko darurat, serta koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk memastikan penanganan bencana berjalan efektif dan menyeluruh.

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI